REPUBLIKA.CO.ID, Berbicara tentang gerhana matahari, ternyata tidak hanya terjadi saat ini. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, pun pernah mengalami beberapa kali gerhana matahari.
Dalam keterangannya, kepada Republika.co.id, di Jakarta, Kamis (26/12), Ketua Asosiasi Dosen Falak, Ahmad Izzuddin, mencatat ada delapan kali gerhana yang terjadi selama masa Nabi SAW, yaitu lima gerhana bulan dan tiga gerhana matahari. Berikut tiga gerhana matahari yang terjadi di era awal Islam.
1. Gerhana matahari 21 April 627 M
Pada periode Madinah, gerhana matahari pernah terjadi pada Selasa, 21 April 627 M, atau jika dikonversi dalam tanggal Hijriyah, gerhana itu terjadi pada 29 Zulqaidah 5 H. Gerhana bulan muncul pada pukul 10.32 Wmd dan berakhir pada 11.11 WMd.
Meski terbilang cukup lama, gerhana matahari sebagian ini sangat kecil dan tidak terlalu jelas terlihat, karena persentase kemiringannya hanya 2 persen saja.
Menurut Izzudin, dirinya tidak mendapatkan riwayat bahwa di tahun itu Nabi SAW melaksanakan shalat gerhana. Boleh jadi tidak mendapatkan riwayat bahwa Nabi SAW melakukan shalat gerhana saat fenomena ini karena terlalu parsial hanya 2 persen saja.
2. Gerhana matahari 3 Oktober 628 M
Pada 3 Oktober 628, terjadi lagi gerhana matahari pada periode Madinah. Jika dikonversikan, gerhana ini terjadi pada Senin 29 Jumadil Awal 7 H.
Menurut perhitungan secara astronomi (Solar Eclipse Explorer-NASA), gerhana matahari sebagian itu terjadi pada pukul 06:18 (terbit) WMd, sementara gerhana maksimum terjadi pukul 06:28:02 WMd dan berakhir pada pukul 06:58:13 WMd.
Namun, tampaknya tidak ada riwayat bahwa Nabi SAW melaksanakan shalat gerhana pada masa itu. Barangkali karena gerhana ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sebab keadaannya saat itu matahari tertutup dan piringan hanya muncul 12 persen.
3. Gerhana matahari 27 Januari 632
Gerhana ini terjadi pada Senin, 27 Januari 632, jelasnya pada 29 Syawal 10 H. Gerhana ini termasuk gerhana matahari cincin yang terjadi pada pukul 07.15 WMd dan berakhir pada 09.54 WMd.
Inilah gerhana di mana Rasulullah SAW diriwayatkan telah melakukan shalat sunnah gerhana matahari secara berjamaah. Saat itu gerhana matahari juga melewati sejumlah negara seperti Afrika, Arab Selatan, India, dan Asia Tengah.
Secara kebetulan, pada hari yang sama, putra Nabi Muhammad SAW yang bernama Ibrahim bin Muhammad wafat dalam usia 16 tahun. Orang-orang Arab pra-Islam pada masa itu percaya bahwa gerhana merupakan salah satu tanda kematian tokoh penting. Namun, Nabi SAW mengatakan, tidak adanya keterkaitan antara gerhana dan kematian putranya. Gerhana ini terjadi semata-mata bentuk wujud kekuasaan Allah SWT.
Nabi mengatakan, "Matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Terjadinya gerhana bukan karena kematian atau kehidupan seseorang. Maka, bila melihatnya berzikirlah kepada Allah SWT dengan mengerjakan shalat." (HR Bukhari).