REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Persaudaraan Alumi (PA) 212 Slamet Ma'arif menyampaikan pernyataan sikap peserta aksi solidaritas selamatkan muslim Uighur yang berlangsung di depan Kedutaan Besar China di kawasan Mega Kuningan, Jakarta pada Jum'at (27/12). Dalam pernyataan sikap tersebut masa aksi solidaritas selamatkan muslim Uighur mengecam segala bentuk penindasan dan kekejaman Cina terhadap muslim Uighur.
Masa pun menuntut Pemerintah China tidak melarang kegiatan beribadah muslim Uighur termasuk membaca Alqur'an. "Mendesak OKI membentuk tim investigasi terkait Uighur dan membawanya ke internasional corp," kata Slamet.
Selain itu, Slamet juga mengatakan masa aksi juga mendesak Indonesia tidak berpangku tangan atas permasalahan pelanggan HAM yang dilakukan China pada etnis Uighur. Bahkan Slamet Ma'arif juga mengajak muslim Indonesia untuk memblokir segala produk China bila tidak segera menghentikan kekejaman terhadap muslim Uighur.
"Menyerukan umat dan bangsa untuk memboikot barang-barang China dan segala bentuk produk dari China," katanya.
Sementara itu upaya perwakilan masa aksi untuk bertemu dengan pejabat Kedubes China tak membuahkan hasil. Kendari demikian hingga berita ini ditulis masa aksi masih bertahan di depan gedung Kedubes China.