REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jabar meminta masyarakat yang akan berlibur tetap waspada. Sebab, liburan bersamaan pula dengan musim penghujan.
Menurut Kasi Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabarn Adwin Singarimbun, Jabar memang rawan bencana terutama banjir, longsor, dan puting beliung setiap musim hujan.
"Pak Gubernur sudah membuat surat keputusan (SK) Siaga Darurat Bencana Banjir dan Longsor bagi 27 kabupaten/kota di Jabar. SK ini, sudah ditetapkan sejak 1 Desember 2019 hingga 30 Juni 2020," ujar Adwin kepada wartawan akhir pekan ini.
Menurut Adwin, BPBD Jabar melakukan pemantauan selama 24 jam. Serta, berkoordinasi kesiapsiagaan bersama 1.800 personel dari pemerintah, TNI/Polri, hingga relawan. Namun, hal ia menilai kesadaran masyarakat dalam mengantisipasi bencana pun sangat penting.
"Kepada masyarakat, kami imbau jangan jadi objek, tapi jadi subjek berdaya. Mereka harus mampu mengurangi risiko bencana di wilayahnya, karena yang terpenting kesiapsiagaan masyarakat," katanya.
Hal itu, kata dia, bisa menyelamatkan masyarakat dari bencana. Penelitian di Jepang bahkan menyebut kesadaran sendiri berperan 90 persen terhadap keselamatan saat bencana. "Jadi masyarakat harus tahu potensi ancaman atau bencana di mana pun," katanya.
Adwin mengatakan, penanggulangan juga dilakukan dengan konsep Pentahelix melibatkan akademisi, media, pebisnis, komunitas, dan pemerintah. "Jika kita bisa mengurangi risiko bencana, dampak bencana juga bisa dikurangi," katanya.
Sementara menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung, Tony Agus Wijaya, ia mengimbau wisatawan dan masyarakat umum untuk siaga bencana di momen libur akhir tahun.
"Secara umum, seluruh wilayah Jabar sudah masuk musim hujan, merata sejak minggu lalu. Curah hujan tertinggi pada Januari-Februari, potensi bencana banjir, longsor, dan angin kencang meningkat," ujar dia.
Tony mengatakan, masyarakat bersama pemerintah harus mengantisipasi. Kesiagaan itu dimulai dari membersihkan saluran air di dekat rumah agar air tidak meluap jadi genangan atau banjir, juga antisipasi pohon yang tumbuh miring di lereng bukit.
Selain itu, kata Tony, potensi hujan khususnya di Kota Bandung terjadi pada siang dan sore hari. Dia menyarankan, kegiatan dilakukan pada pagi atau malam hari agar tidak terkendala guyuran hujan.
"Kami sarankan kepada masyarakat, cek info cuaca, potensi hujan, potensi cuaca ekstrem, agar aktivitas menyesuaikan dan lancar," kata Tony.