REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Organisasi masyarakat Persatuan Islam (Persis) mengajak umat muslim memanfaatkan waktu dengan tidak merayakan tahun baru masehi dengan hura-hura. Bagi Islam setiap pergantian waktu harus dipertanggung jawabkan.
"Bagi setiap muslim, pergantian waktu satu detik pun adalah suatu peristiwa besar. Apalagi pergantian masa satu tahun," kata Wakil Ketua Umum Persis KH Jeje Zainuddin, Ahad (29/12).
KH Jeje menyampaikan, tidak ada pergantian waktu yang istimewa menurut syariat Islam yang harus dirayakan. Malainkan pergantian waktu itu harus ditafakuri oleh masing-masing umat Islam sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
"Wajib bersyukur jika waktu yang berlalu itu dilewati dengan amal terbaik kita dan patut disesali jika waktu berlalu dengan kesia-siaan," katanya.
Sebab kata Jeje satu detik saja waktu dibiarkan berlalu bagitu saja tanpa peningkatan amal, maka kita akan jadi manusia yang rugi karena dengan mempertanggungjawabkannya di pengadilan ilahi dengan penuh cela.
Untuk itu KH Jeje mengajak kepada seluruh umat Islam agar tidak melakukan aktivitas yang tidak perlu. Namun, gunakanlah waktu yang dapat meningkatkan kualitas iman dan taqwa.
"Maka kaum Muslimin hendaknya mengakhiri dan memulai setiap waktu dengan bermuhasabah," katanya.
Seperti pada tahun-tahun sebelummya Republika mengadakan dzikir nasional di Masjid At-Tin, Jakarta Timur. Tahun ini Dzikir Nasional mengusung tema membangun generasi unggul.