REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Otoritas mengatakan pesta kembang api menyambut Tahun Baru di Sydney, Australia tetap dilaksanakan meskipun kota tersebut diselimuti asap, Selasa (31/12). Gelombang panas dan angin kencang memicu kebakaran hutan di wilayah tenggara Australia.
Pihak berwenang mendesak para wisatawan di New South Wales (NSW) pergi ke pantai untuk menghindari kebakaran di tempat peristirahatan, tempat perkemahan, dan taman karavan yang selalu dipenuhi pengunjung. "Mencari tempat berlindung dan meningkatkan keamanan Anda lebih dekat ke pantai adalah pilihan yang jauh lebih aman," kata Komisaris Dinas Pemadam Kebakaran New South Wales Shane Fitzsimmons.
Dia mengatakan sebagian besar kobaran api dipicu oleh kilat. Ia juga memperingatkan kobaran api bisa semakin besar menyusul sambaran petir dari dua atau tiga hari terakhir.
"Di bawah kondisi angin yang panas dan kering hari ini, kebakaran di wilayah baru dapat terjadi," ujar Fitzsimmons.
Otoritas pemadam kebakaran terus berusaha memadamkam kebakaran hutan agar pertunjukan pesta kembang api malam Tahun Baru di atas Sydney Harbour dapat disaksikan masyarakat secara jelas. Beberapa kelompok masyarakat dan politikus mendesak pesta kembangi api dibatalkan karena kekhawatiran risiko kebakaran. Selain itu, sebagai bentuk solidaritas dengan kota-kota lain yang terpaksa membatalkan pesta kembang api.
"Banyak dari kita memiliki perasaan campur aduk tentang malam ini, tetapi hal penting yang kita ambil dari ini adalah kita adalah negara yang tangguh. Saya tidak dapat menghapus rasa kehilangan yang mendalam dan tragedi yang dirasakan banyak orang di seluruh negara bagian," kata Perdana Menteri Negara Bagian New South Wales Gladys Berejiklian kepada wartawan.
Pada Senin, seorang relawan pemadam kebakaran tewas setelah truk yang ditumpanginya diterpa angin yang sangat kencang. Fitzsimmons mengatakan petugas pemadam kebakaran menggambarkan adegan itu sebagai tornado api yang mengerikan.
Di negara bagian tetangga, Victoria, petugas pemadam kebakaran mengatakan banyak bangunan lenyap pada Senin ketika angin bertiup melalui wilayah timur negara bagian itu sehingga memaksa evakuasi para wisatawan. Pengendali wilayah Otoritas Pemadam Kebakaran Negara bagian Victoria Peter O'Keefe mengatakan gumpalan api setinggi 14 kilometer (8,7 mil) menciptakan sistem cuaca sendiri, menghasilkan petir dan angin kencang, dengan beberapa gumpalan api yang menjulang tinggi seperti tornado.