REPUBLIKA.CO.ID, PALU— Pimpinan Majelis Zikir Nurul Khairaat Palu, Habib Muhammad Sholeh bin Abubakar Alaydrus dengan panggilan akrab Habib Rotan mengimbau umat Islam agar berpartisipasi dalam membersihkan dan menjaga Kota Palu dari berbagai kemaksiatan atau perilaku tercela yang melanggar ajaran-ajaran agama.
Dia juga mengajak seluruh umat Islam di kota itu agar segera berhenti berbuat maksiat. "Kalau tidak ingin terjadi lagi tsunami (gempa dan likuefaksi) di Kota Palu jangan berbuat maksiat. Siap berantas kemasiatan?," katanya saat memberikan tausiyah dalam kegiatan doa dan zikir bersama ribuan warga yang diadakan Majelis Zikir Nurul Khairaat di kawasan bekas tsunami di Teluk Palu, Rabu (1/1) dinihari.
Berdasarkan Alquran dan hadis, dia menyebut bencana gempa, tsunami dan likuefaksi 2018 yang meluluhlantahkan ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu akibat perbuatan maksiat yang dilakukan sebagian penduduknya.
Maksiat yang terus dibiarkan bahkan mendapat dukungan berbagai pihak meski mereka tahu perbuatan itu terang-terangan melanggar ajaran agama, itulah yang mengundang datangnya bencana.
"Kalau bencana yang disikat (menjadi korban) bukan hanya pelaku maksiatnya saja, melainkan kita yang tidak berbuat maksiat juga kena. Untuk itu kalau ada anda temukan kemaksiatan di situ bubarkan. Sama-sama kita berantas," ajaknya.
Dia yakin jika penduduk Palu menaati perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya, pasti daerah itu akan selalu mendapat perlindungan yang maha kuasa.
"Bagi yang memiliki sanak saudara atau keluarga yang menjadi korban bencana dan sampai sekarang jasadnya belum ditemukan, ikhlaskan, dia tidak akan kembali lagi dengan kita. Kita doakan agar mereka diterima di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosa-dosanya, "ucapnya.
Ribuan warga dari dalam dan luar Kota Palu mengisi malam pergantian tahun dengan mengikuti zikir dan doa bersama di kawasan bekas tsunami Teluk Palu sejak pukul mulai sekitar pukul 23.00.
Ribuan warga tampak antusias dan khusyuk melantunkan zikir dan bermunajat kepada Allah SWT memohon perlindungan dan pertolongan dalam kegiatan yang berlangsung hingga menjelang subuh itu.