REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Almarhum Prof Yunahar Ilyas adalah seorang ulama yang sangat menguasai berbagai bidang ilmu tentang Islam. Beliau termasuk sedikit di antara ulama yang mendalami tentang feminisme dan gender dari sudut pandang Islam.
‘’Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Bukan hanya Muhammadiyah yang kehilangan. Umat Islam dan seluruh bangsa Indonesia juga kehilangan dengan wafatnya Prof Yunahar Ilyas,” kata anggota Dewan Kehormatan (Wanhor) PAN, Dradjad Wibowo, kepada Republika.co.id melalui telepon, Jumat (3/1)
Bagi Dradjad, Prof Yunahar Ilyas adalah sumur ilmu yang sangat dalam dan tidak pernah kering. Ini tidak lepas dari latar belakang pendidikan yang memang belajar agama sejak awal.
Dengan kedalaman ilmu dan wawasannya yang bijaksana, kata Dradjad, Yunahar Ilyas sangat diterima oleh semua kalangan. Karena itu Yunahar Ilyas tokoh yang sangat tepat mengemban amanat sebagai wakil ketua umum MUI. "Bahkan saya mendengar beliau disiapkan menjadi Ketua Umum MUI. Itu sebabnya kita semua sangat kehilangan dengan wafatnya beliau,” ungkapnya.
Yunahar Ilyas wafat hari kamis malam yang dalam penanggalan Islam sudah masuk hari Jumat. Hari yang sangat mulia dalam Islam. "Insyaa Allah beliau khusnus khatimah. Teriring doa dari saya dan keluarga bagi beliau “Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu'anhu wa akhrim nuzulahu wa wassi’ madkholahul,” kata Dradjad.