REPUBLIKA.CO.ID, LEIPZIG – Sastrawan yang juga dai alumnus Al Azhar University, Habiburrahman El-Shirazy mengaku sangat kehilangan atas wafatnya Prof Dr KH Yunahar Ilyas Lc, MA. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang juga wakil ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan guru besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu wafat Kamis (2/1) malam, pukul 23.47 di RS Sardjito, Yogyakarta.
"Prof Dr KH Yunahar Ilyas adalah salah satu ulama yang istiqamah berdakwah dan menyampaikan kebenaran,” kata Habiburrahman El Shirazy melalui siaran pers yang dikirimkan dari Leipzig, Jerman, Jumat (3/1).
Ia menamnbahkan, Prof Yunahar tidak hanya milik Muhammadiyah, tapi milik seluruh ummat Islam Indonesia. “Beliau adalah juga tokoh yang sangat peduli untuk memotivasi dan memikirkan kemajuan generasi yang lebih muda dari beliau,” kata sastrawan yang akrab dipanggil Kang Abik.
Menurut Kang Abik, Prof Yunahar adalah ulama yang moderat (wasathy) namun tegas. "Secara pribadi saya tidak bisa melupakan apresiasi beliau yang serius kepada seni dan budaya Islam, khususnya karya sastra Islami. Di antaranya beliau memberikan apresiasi khusus buat novel saya, Ayat-Ayat Cinta 2,” ujarnya.
Karena itu, kata dia, kepergian Prof Yunahar adalah kehilangan besar bagi umat Islam. “Umat Islam Indonesia kehilangan salah satu ulama yang istiqamah,” tutur Kang Abik yang saat ini tengah menempuh pendidikan S3 di Jerman.