Jumat 03 Jan 2020 18:07 WIB

Kang Abik: Prof Yunahar tidak Hanya Milik Muhammadiyah

Prof Yunahar memberikan apresiasi serius kepada seni dan budaya Islam.

Prof  Yunahar Ilyas; Dr Farid Mustafa (UGM);  Dubes RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh; dan Habiburrahman El-Shirazy (dari kiri ke kanan)  di Festival Janadriyah, Riyadh, Arab Saudi, Desember 2018.
Foto: Dok Habiburrahman El-Shirazy
Prof Yunahar Ilyas; Dr Farid Mustafa (UGM); Dubes RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh; dan Habiburrahman El-Shirazy (dari kiri ke kanan) di Festival Janadriyah, Riyadh, Arab Saudi, Desember 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, LEIPZIG – Sastrawan yang juga dai alumnus Al Azhar University, Habiburrahman El-Shirazy mengaku sangat kehilangan atas wafatnya Prof Dr KH Yunahar Ilyas Lc, MA. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang juga wakil ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan guru besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu wafat Kamis (2/1) malam, pukul 23.47 di RS Sardjito, Yogyakarta.

"Prof Dr  KH Yunahar Ilyas adalah salah satu ulama yang istiqamah berdakwah dan menyampaikan kebenaran,” kata Habiburrahman El Shirazy melalui siaran pers yang dikirimkan dari Leipzig, Jerman, Jumat (3/1).

Ia menamnbahkan,  Prof Yunahar  tidak hanya milik Muhammadiyah, tapi milik seluruh ummat Islam Indonesia. “Beliau adalah juga tokoh yang sangat peduli untuk memotivasi dan memikirkan kemajuan generasi yang lebih muda dari beliau,” kata sastrawan yang akrab dipanggil Kang Abik. 

Menurut Kang Abik, Prof Yunahar adalah ulama yang moderat (wasathy) namun tegas. "Secara pribadi saya tidak bisa melupakan apresiasi beliau yang serius kepada seni dan budaya Islam, khususnya karya sastra Islami. Di antaranya beliau memberikan apresiasi khusus buat novel saya,  Ayat-Ayat Cinta 2,” ujarnya.

Karena itu, kata dia, kepergian Prof Yunahar adalah kehilangan besar bagi umat Islam.  “Umat Islam Indonesia kehilangan salah satu ulama yang istiqamah,”  tutur Kang Abik yang saat ini tengah menempuh pendidikan S3 di Jerman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement