Selasa 07 Jan 2020 00:13 WIB

KBRI Kuwait Imbau WNI Waspadai Situasi Timteng

Imbauan diterbitkan KBRI Kuwait terkait eskalasi konflik di Iran dan Irak.

Red: Nur Aini
Suasana Kuwait City
Foto: AP Photo
Suasana Kuwait City

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Kedutaan Besar Indonesia di Kuwait City mengimbau warga negara Indonesia yang berdomisili di Kuwait untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan situasi di negara tersebut, terkait eskalasi konflik di Iran dan Irak.

“Perkembangan situasi di Iran dan Irak menunjukkan adanya potensi konflik lanjutan. Walaupun tidak terlibat dalam konflik, berbagai negara, termasuk Kuwait, masih mungkin terkena dampak karena kedekatan geografis,” demikian dikatakan dalam keterangan tertulis KBRI Kuwait City yang diterima di Jakarta, Senin (6/1).

Baca Juga

Oleh karena itu, KBRI pun mengeluarkan sejumlah imbauan bagi para WNI, termasuk untuk tetap tenang dan waspada, serta mengikuti perkembangan situasi di Kuwait dari sumber resmi yakni instansi pemerintah setempat dan media berita resmi.

“Selalu cek ulang dan konfitmasi kebenaran info lisan atau melalui media sosial dengan KBRI Kuwait, instansi terkait dan sumber resmi lain,” demikian KBRI Kuwait City.

KBRI juga mendorong WNI untuk melaporkan diri dan keluarga yang dapat dilakukan secara daring melalui laman www.peduliwni.kemlu.go.id, konsultasi melalui hotline +96597206060 atau langsung datang ke KBRI Kuwait City.

WNI juga dihimbau untuk membawa dokumen indentitas lengkap seperti kartu identifikasi Kuwait (civil ID) dan paspor Indonesia, baik dalam bentuk dokumen asli maupun fotokopi. WNI juga diminta memastikan keamanan penyimpanan semua dokumen asli apabila sewaktu-waktu diperlukan.

“Selalu ikuti arahan polisi dan petugas keamanan Kuwait di lapangan. Perkuat jejaring info dan aktif saling berkoordinasi internal komunitas WNI di Kuwait, khususnya Koordinator Wilayah dan Koordinator Lapangan Contingency Plan Evakuasi WNI di Kuwait,” demikian KBRI.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami menyatakan bahwa Iran akan mengambil langkah pembalasan atas pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Elite Quds.

Dilansir Kantor Berita IRNA, Presiden Iran Hassan Rouhani dan Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei sama-sama memberikan respons senada atas kematian Soleimani akibat serangan roket oleh pesawat nirawak AS di Bandara Internasional Baghdad. Keduanya menyebut bahwa Iran akan lebih bertentangan lagi dengan AS.

Amerika Serikat telah membunuh komandan militer kenamaan Iran, Qassem Soleimani dalam serangan semalam di Irak yang direstui Presiden AS Donald Trump. Seorang pejabat senior pemerintahan Trump mengatakan Soleimani telah merencanakan serangan segera terhadap personel AS di Timur Tengah.

Soleimani, seorang jenderal berusia 62 tahun yang mengepalai pasukan Penjaga Revolusi Iran di luar negeri, dianggap sebagai tokoh paling kuat kedua di negara itu setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement