REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sore itu, Tasim (53) hanya bisa menatap kosong ke arah laut ketika menyaksikan rumahnya yang sudah hilang ditelan ombak. Lelaki itu merasakan betul bagaimana perlahan kampungnya hilang akibat abrasi yang terus terjadi di kampungnya.
Tasim adalah warga sekaligus ketua RW Kampung Beting, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi Utara,
Berbagai fasilitas publik seperti masjid, sekolah dan lapangan di kampung tersebut mengalami kerusakan akibat dari kondisi air laut pasang. Satu persatu warga kampung Beting juga meninggalkan huniannya. Namun, Taslim tetap bertahan di kampungnya.
Menurutnya, meninggalkan tempat kelahirannya bukan sebuah pilihan. Puluhan tahun hidupnya sebagai nelayan bergantung pada hasil tangkapan ikan dan udang di laut. “Saya bertahan karena biaya rumah mahal, dan sumber penghasilan saya ada disini,” ujarnya.