REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) telah menolak visa untuk Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Senin (6/1). Izin pengajuan itu dilakukan untuk menghadiri pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) di New York pada Kamis (9/1).
Pejabat AS yang namanya tidak disebutkan menyatakan penolakan ini muncul ketika ketegangan antara kedua negara meningkat. AS telah membunuh komandan militer Iran Qasem Soleimani di Baghdad pada Jumat dan sebagai balasannya Teheran mengancam akan membalasnya.
Di bawah perjanjian kantor pusat PBB pada 1947, AS umumnya diminta untuk mengizinkan akses untuk diplomat asing masuk ke PBB. Namun, Washington mengatakan dapat menolak visa karena alasan keamanan, terorisme, dan kebijakan luar negeri.
"Kami telah melihat laporan media. Tetapi kami belum menerima komunikasi resmi dari AS atau PBB tentang visa Menteri Luar Negeri Zarif," kata Perwakilan Iran untuk PBB.
Departemen Luar Negeri AS menolak berkomentar atas penolakan visa yang diajukan oleh Zarif. Juru bicara PBB Stephane Dujarric pun menolak mengomentari penolakan visa AS untuk Zarif.
Zarif akan menghadiri pertemuan DK dengan topik menegakkan Piagam PBB. Pertemuan dan perjalanan Zarif telah direncanakan sebelum ketegangan terbaru antara Washington dan Teheran.
Pertemuan ini akan memberi Zarif sorotan global untuk secara terbuka mengkritik AS karena membunuh Soleimani. Utusan Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi menggambarkan pembunuhan Soleimani sebagai contoh nyata terorisme dan tindakan kriminal. "Merupakan pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip dasar hukum internasional, termasuk, khususnya piagam PBB," ujarnya.
Zarif terakhir kali melakukan perjalanan ke New York pada September untuk pertemuan tahunan para pemimpin dunia di PBB. Kedatangannya itu setelah AS memberinya sanksi karena menerapkan agenda sembrono Pemimpin Tertinggi Iran. Sanksi itu memblokir properti atau kepentingan apapun yang dimiliki Zarif di AS.
Zarif juga menghadiri pertemuan pada April dan Juli. Selama kunjungan Juli, Washington memberlakukan pembatasan perjalanan yang ketat dan diplomat di misi Iran ke PBB dengan membatasi mereka dapat mengunjungi wilayah kecil New York.