REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pejabat dari Organisasi Penerbangan Sipil Iran Hassan Rezaeifar menyatakan, pesawat Ukraina dengan 176 penumpang yang jatuh di Iran tidak menyatakan keadaan darurat, Rabu (8/1). Semua penumpang, termasuk 32 warga negara asing meninggal dunia.
Direktur umum panel badan untuk menyelidiki kecelakaan pesawat itu menyatakan, Ukraine International Airlines Boeing 737 jatuh tidak lama setelah lepas landas dari bandara Imam Khomeini Teheran. Laporan sementara menyatakan, jatuhnya pesawat karena masalah teknis.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan seluruh penumpang tidak ada yang selamat. "Belasungkawa tulus saya kepada kerabat dan teman-teman dari semua penumpang dan awak," kata Zelenskiy dalam sebuah pernyataan.
Zelenskiy menyatakan, Ukraina berusaha untuk memantau keadaan kecelakaan dan korban meninggal dunia. Laporan TV pemerintah Iran mengatakan, 167 penumpang dan 9 awak berada di pesawat.
"Api itu sangat berat sehingga kami tidak dapat melakukan penyelamatan, kami memiliki 22 ambulans, empat ambulans bus dan helikopter di lokasi," ujar kepala layanan darurat Iran Pirhossein Koulivand kepada televisi pemerintah Iran.
Tayangan televisi menunjukkan puing-puing dan bagian-bagian mesin yang membara berserakan di sebuah lapangan. Petugas penyelamat dengan masker wajah mengambil mayat para korban kecelakaan pesawat.
Menurut layanan pelacakan udara flightradar24, pesawat yang jatuh adalah pesawat PS 752 dan terbang ke Kiev. Pesawat itu berusia tiga tahun dan merupakan Boeing 737-NG. Seorang juru bicara Boeing mengatakan perusahaan itu mengetahui kecelakaan dari laporan media dan sedang mengumpulkan lebih banyak informasi, dilansir dari Reuters.