REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lebak, Banten, mengevakuasi masyarakat Kampung Cigobang, Desa Banjarsari, Kecamatan Lebak Gedong yang terjebak di kawasan hutan Cibanung. Mereka menyelamatkan diri pascabanjir bandang dan longsor yang terjadi Rabu (1/1).
"Semua warga yang terjebak di kawasan hutan itu dievakuasi ke Posko Pengungsian GOR Futsal Desa Banjar Irigasi dan Dodiklatpur, Ciuyah," kata Ketua PMI Kabupaten Lebak Haryono di Lebak, Kamis (9/1).
Masyarakat yang terjebak di kawasan hutan tersebut sebanyak 150 orang dan kondisi mereka cukup lemas dan diantaranya sakit. Mereka selama terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor persediaan kebutuhan logistik relatif terbatas, juga curah hujan cenderung meningkat.
Warga yang terjebak di kawasan hutan Cibanung terdiri anak-anak hingga usia lanjut. Permukiman mereka diterjang banjir bandang dan longsor.
Namun, beruntung mereka selamat setelah berlari ke kawasan hutan Cibanung. "Kami melakukan evakuasi warga Cigobang itu bersama Basarnas, TNI, dan Polri," kata Haryono.
Menurut dia, PMI Kabupaten Lebak melibatkan 22 orang melakukan evakuasi di sejumlah pemukiman yang terisolasi akibat banjir bandang dan tanah longsor. Banjir parah melanda sejumlah permukiman Kecamatan Lebak Gedong karena sebagai kawasan hulu Sungai Ciberang.
Bahkan, 0 orang yang meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor merupakan warga Kecamatan Lebak Gedong. "Kami saat ini masih menerjunkan anggota PMI di Kecamatan Lebak Gedong untuk menyalurkan bantuan logistik ke pengungsian yang masih bertahan," katanya.
Saprudin, warga Cigobang Desa Banjarsari Kecamatan Lebak Gedong mengaku dirinya merasa lega setelah dievakuasi ke Posko Pengungsian GOR Futsal Desa Banjar Irigasi, karena terpenuhi kebutuhan makan sehari-hari, terlayani kesehatan juga tidak kedinginan. Dirinya bersama anggota keluarga selama beberapa hari menyelamatkan ke kawasan hutan Cibanung kekurangan persediaan makanan dan kedinginan karena mendirikan tenda seadanya.
Masyarakat Cigobang terpecah ketika bencana banjir dan tanah longsor terjadi Rabu (1/1) pagi. Sebagian berlarian ke kawasan hutan, sebagian ke lokasi lain.
"Kami dan keluarga sekarang belum memikirkan untuk kembali ke permukiman karena dipastikan rumahnya mengalami kerusakan," ujar Saprudin.