Kamis 09 Jan 2020 14:46 WIB

Rencana Pemisahan Gender di Sekolah Islam Ditentang

Inspektorat pendidikan Inggris menemukan kedua sekolah itu belum layak.

Rep: Febryan A./ Red: Ani Nursalikah
Rencana Pemisahan Gender di Sekolah Islam Ditentang.
Foto: onislam.net
Rencana Pemisahan Gender di Sekolah Islam Ditentang.

REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Pengajuan untuk pemisahan sekolah bagi murid laki-laki dan perempuan oleh Pendidikan Akademi Redstone dan Sekolah Dasar Greenfields terancam ditolak oleh Departemen Pendidikan Kota Birmingham, Inggris. Inspektorat pendidikan Inggris menemukan kedua sekolah itu belum layak.

Pendidikan Akademi Redstone berlokasi di Balsall Heath dan Sekolah Dasar Greenfields berlokasi di Small Heath. Kedua sekolah di Kota Birmingham itu mengajukan pemisahan sekolah lantaran proses belajar mengajar dengan pemisahan kelas laki-laki dan perempuan dikritik sebelumnya oleh Inspektorat. Pemisahan kelas bagi laki-laki dan perempuan tak dibenarkan oleh undang-undang kesetaraan.

Baca Juga

Sedangkan untuk membuat sekolah yang benar-benar berbeda untuk perempuan dan laki-laki, inspektorat juga menilai kedua sekolah itu belum layak. Departemen Pendidikan Birmingham mengatakan hingga saat ini masih mempertimbangkan pengajuan pemisahan sekolah itu. Hasilnya akan segera diumumkan setelah departemen mempertimbangkan hasil temuan inspektorat.

"Redstone telah mengusulkan membuka Redstone Academy for Girls dan Redstone Academy for Boys. Namun, inspektorat telah memeriksa sekolah itu tahun lalu dan mendapati sekolah itu tidak mungkin memenuhi standar yang disyaratkan," kata juru bicara Departemen Pendidikan dilansir dari Birmingham Live, Kamis (9/1).

Sekolah Dasar Greenfields disebut juga telah mengajukan aplikasi serupa. Namun, lagi-lagi inspektorat menilai sekolah itu tak layak menjadi sekolah independen terpisah.

“Semua sekolah independen harus memenuhi Standar Sekolah Independen. Sekolah yang gagal melakukannya harus meningkatkan atau menghadapi penutupan," kata sang juru bicara menekankan pentingnya keputusan yang akan diambil Departemen Pendidikan.

Pengajuan itu dimulai ketika Redstone mendapatkan kecaman usai kunjungan inspektorat pada November 2019. Inspektorat mendapati murid belajar terpisah, padahal itu adalah sekolah bersama.

Selain itu, sebagaimana hasil laporan inspektorat yang dirilis pekan ini, juga ditemukan murid laki-laki diperlukan lebih baik dari murid perempuan. Tak sampai di situ, inspektorat juga menyebut adanya ucapan dari salah seorang (mantan) staf pendidik di sana bahwa universitas bukan tempat untuk perempuan.

Kepala Pendidikan Akademi Redstone, Saadat Rasool, membantah temuan inspektorat dan membela praktik pemisahan tersebut. Menurut dia, hal itu sejalan dengan kepercayaan para orang tua Muslim.

Rasool menekankan, pemisahan proses belajar antara murid laki-laki dan perempuan tak hanya terjadi di sekolah Islam. "Di tempat lain di Birmingham ada banyak sekolah yang mendidik anak perempuan dan anak laki-laki secara terpisah, (tapi) tak mendapat kritik," katanya, merujuk pada sekolah tata bahasa unggulan di Birmingham.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement