REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Sebanyak 20 rumah warga di sekitar kawasan situs Banten Lama, Kasemen, Kota Serang akan dijadikan homestay untuk tempat menginap wisatawan. Renovasi rumah tersebut direncanakan rampung pada tahun ini dan diharapkan sudah bisa digunakan pada akhir tahun ini.
Kabid Destinasi Pariwisata Banten, Paundra Bayyu Ajie, menyebut bahwa renovasi rumah warga untuk dijadikan homestay ini, bertujuan untuk menunjang pariwisata di destinasi penuh sejarah ini.
"Hunian homestay akan mulai dibangun tahun ini. Ini disokong juga bersama Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang berkoordinasi langsung dengan Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim). Jumlahnya ada 20, ini untuk direhab," jelas Bayu, Kamis (9/1)
Selain dijadikan fasilitas penunjang wisata di Banten lama, pembangunan ini juga bermaksud untuk membantu meningkatkan perekonomian warga sekitar situs. Pemerintah daerah, baik provinsi atau pemerintah kota disebutnya tidak akan mengambil retribusi dari homestay saat sudah difungsikan untuk tempat tinggal wisatawan.
Rehabilitasi rumah ini menurut Bayu telah sejalan dengan program revitalisasi situs banten lama yang sedang gencar dilakukan Pemprov Banten. "Bentuk homestaynya seperti muatan lokal saja, tapi ini bukan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) ya. Setelah dibuat dikelola, dirawat dan dijaga oleh warga. Sementara Pemprov ataupun Pemkot tidak boleh mengambil keuntungan dari homestay ini," jelasnya.
Pada tahun ini juga pihaknya akan merampungkan pembuatan kanal yang ada di sekitar Keraton Surosowan untuk dibuat sebagai atraksi wisata layaknya pasar apung. Ia juga menyebut sedang dalam proses merampungkan atraksi wisata di Kampung Pancer, Karangantu yang tidak jauh dari Masjid Agung Banten untuk dijadikan wisata perairan.
"Kalau di Pantai gopek itu akan kita buat seperti wisata yang bisa main kapal kano. Jadi bentuknya agak mirip dengan Kota lama Jakarta," terangnya.
Upaya pembangunan di situs bantwn lama, kata Bayu merupkan salah satu upaya juga untuk membuat wisatawan beralih ke destinasi alternatif, sementara menunggu masyarakat bisa tertarik lagi ke destinasi wisata pantai Banten. "Kita bangun wisata alternatif, supaya wisatawan tahu kalau di Banten tidak cuma ada pantai loh buat aktivitas wisatanya. Sementara sekarng kan wisata masih belum pulih pascabencana tsunami 2018," tuturnya.
Sementara Wali Kota Serang, Syafrudin mengatakan bahwa pembangunan atau revitalisasi situs banten lama diharapkan akan meningkatkan tingkat perekonomian warganya. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Serang juga menurutnya bisa bertambah melalui retribusi parkir di destinasi tersebut.
Selain pembangunan homestay untuk mengangkat ekonomi warga, Pemkot juga akan membangun 1000 kios jualan di area situs sebagai sentra Industri Kecil Menengah (IKM) di Kawasan Penunjang Wisata (KPW) situs Banten lama, Kasemen, Serang, Banten.
"Saya optimis bahwa dengan adanya pembangunan sentra oleh-oleh, kuliner ataupun homestay di objek wisata bersejarah ini akan mengurangi angka pengangguran yang ada di Kota Serang. Ini wujud pemerintah hadir untuk menyejahterakan masyarakat," terangnya.
Adapun Wakil Ketua DPRD Kota Serang, Hasan Basri juga menyebut bahwa pembangunan berbagai fasilitas atau revitaisasi di Banten lama memng penting untuk masyarakat sekitar situs tersebut. Kota Serang sebagai daerah yang bukan menjadi tempat industri, memang perlu upaya atau kreativitas lain deki menyejahterakan warganya.
"Kota ini kan bukan kota industri. Jadi untuk penyerapan tenaga kerja atau untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang harus dikembangkan memang terkait wisata dan kewirausahaan," terang Hasan Basri.
Untuk diketahui bahwa situs banten lama atau Kota Kuno Banten adalah situs yang berisi petilasan bangunan kejayaan Kesultanan Banten. Di tempat ini terdapat banyak Situs peninggalan kesultanan, di antaranya, Istana Surosowan, Masjid Agung Banten, Situs Istana Kaibon, Benteng Speelwijk, Danau Tasikardi, Museum Kepurbakalaan Banten lama Pelabuhan Karangantu, hingga Vihara Avalokitesvara.