Sabtu 11 Jan 2020 08:25 WIB

BNPB: Sudah tak Ada Lagi Pengungsi Banjir Jabodetabek

Pengungsi terbanyak ada di Kabupaten Bogor.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah Badut dari Aku Badut Indonesia menghibur anak korban bencana banjir di posko pengungsian Masjid Jami Al Umariyah,Komplek IKPN Bintaro, Jakarta, Ahad (5/1).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah Badut dari Aku Badut Indonesia menghibur anak korban bencana banjir di posko pengungsian Masjid Jami Al Umariyah,Komplek IKPN Bintaro, Jakarta, Ahad (5/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis kini sudah tidak ada korban bencana banjir di tujuh wilayah Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek) yang mengungsi per Sabtu (11/1).

"Sabtu, 11 Januari 2020 pukul 06.00 WIB menunjukkan tujuh wilayah sudah tidak ada pengungsi, antara lain Kabupaten Bekasi, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat dan Kota Bogor," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu.

Baca Juga

Ia mengungkap jumlah pengungsian tertinggi berada di Kabupaten Bogor sebanyak 15.003 jiwa dan yang terendah di Jakarta Timur yaitu 29 jiwa.

Sementara itu, ia mengungkap BNPB pada Jumat (10/1) kemarin mendistribusikan bantuan peralatan untuk membantu distribusi logistik dan penyebrangan di Kabupaten Bogor dan Provinsi Banten.

Masing-masing daerah mendapatkan bantuan tambahan berupa satu unit Perahu Katamaran, empat unit dayung, dan satu unit mesin perahu 25 PK.

Lebih lanjut ia mengimbau masyarakat untuk selalu siap siaga dengan membuat rencana antisipasi bencana, mencatat nomor telepon penting, membentuk komunitas siaga bencana dengan melakukan kegiatan gotong royong seperti kerja bakti.

Selain itu, menentukan jalur evakuasi dan titik kumpul aman, mempersiapkan perbekalan untuk tiga hari dengan Tas Siaga Bencana, mengamankan dokumen penting serta segera laporkan jika ada kerusakan atau tanggul bocor ke Kelurahan/Kecamatan atau nadan penanggulangan bencana daerah (BPBD) terkait. "Bencana adalah urusan bersama dan merupakan peristiwa yang berulang," ujarnya.

Ia mengungkapkan potensi Bencana besar pasti akan terjadi namun kita tidak pernah tahu kapan waktu akan terjadinya. Semua pihak harus terlibat dalam upaya menyelamatkan nyawa manusia dari bencana. Berdasarkan survei, ia menyebutkan 35 persen yang mampu menyelamatkan diri adalah kapasitas dirinya yang paham apa yang harus dilakukan saat bencana. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement