REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK— Warga terdampak banjir di wilayah Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Jawa Tengah mulai lega. Upaya perbaikan kerusakan pada tanggul Sungai Tuntang dapat dioptimalkan.
Selain faktor cuaca yang relatif membaik, sepanjang Ahad (12/1) kemarin, penambahan sejumlah alat berat dalam mempercepat proses perbaikan tanggul juga sangat membantu.
"Alhamdulillah, tanggul yang semula jebol di wilayah Dusun Gobang, sekarang sudah tertutup kembali," ungkap Kepala Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur, Suwandi, yabg dikonfirmasi Senin (13/1) dini hari.
Proses perbaikan tanggul yang rusak tersebut, jelasnya, terus dikebut Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana, setelah beberapa hari sebelumnya terkendala oleh cuaca yang kurang mendukung.
Hujan yang masih turun dengan intensitas sedang hingga tinggi cukup menghambat operasional dan kiberja alat berat di lokasi perbaikan tanggul tersebut.
Sehingga, saat debit air sungai dari hulu meningkat, arus air yang deras masih mengalir keluar badan sungai dan kembali menggenangi pemukiman. "Karena proses penutupan tanggul belum sempurna," kata dia.
Setelah dilakukan penambahan alat berat dan cuaca sepanjang Ahad kemarin relatif membaik, proses perbaikan tanggul yang rusak sepanjang 30 meter terebut bisa dioptimalkan.
Bahkan sejak Ahad petang, titik tanggul yang jebol sudah tertutup kembali dan tinggal menyisakan pekerjaan penyempurnaan yang juga terus dilembur di lokasi hingga saat ini.
"Kini warga mulai lega dan mereka tidak mencemaskan lagi adanya banjir susulan, karena sudah tidak ada lagi kebocoran tanggul sungai Tuntang," tegas Suwandi.
Hal ini diamini Slamet (47), warga Dusun Cangkribg, Desa Trimulyo. Menurutnya warga mulai lega dengan informasi perkembangan perbaikan tanggul yang rusak di Dusun Gobang tersebut.
Menurutnya, warga yang selama ini masih bertahan di beberapa titik pengungsian sudah sangat mengharapkan genangan banjir segera surut dan mereka bisa kembali ke rumah masing- masing.
Baik untuk mengurus (bersih- bersih) rumah yang sebelumnya terendam banjir maupun untuk mengurus hewan ternak mereka, yang sudah beberapa hari ditinggalkan akibat banjir bandang di wilayah Desa Trimulyo ini.
"Kalau sekarang tanggul yang jebol sudah bisa tertutuo kembali, maka kami dan warga lainnya tidak khawatir lagi dengan genangan banjir akibat limpasan air sungai Tuntang," kata dia.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Nugroho, mengatakan, proses perbaikan tanggul yang rusak memang diprioritaskan.
Karena kerusakan tanggul ini menjadi pemicu banjir yang melanda wilayah Desa Trimulyo dan akhirnya meluas hingga ke wilayah Desa Turitempel, Sidiharjo, Tlogorejo serta Desa Bumiharjo.
Untuk mengoptimalkan pekerjaan perbaikan pihak BBWS terus menambah jumlah dukungan alat berat di lokasi perbaikan. Jika pada Sabtu (11/1) hanya lima alat berat, pada Ahad kemarin ada tujuh alat berat yang dikerahkan.
Sehingga proses penutupan kembali tanggul yang jebol tersebut sudah bisa terselesaikan pada Ahad malam sekitar pukul 20.3 WIB. "Berikutnya tinggal menyisakan proses pemadatan tanah yang terus dikerjakan di lokasi ," jelasnya.
Agus juga menambahkan, akibat banjir yang terjadi di lima desa yang ada di wilayah Kecamatan Guntur ini juga mengakibatkan terganggunya aktivitas belajar di sejumlah sekolah umum dan madrasah.
Tercatat aktivitas belajar sebanyak 1.302 siswa, yang ada sejumlah desa, terdampak oleh banjir kali ini. Jumlah ini meliputi siswa yang ada di Desa Trimulyo, Turitempel, Sidiharjo, Tlogorejo serta Desa Bumiharjo.
"Rinciannya di Desa Trimulyo ada sedikitnya 229 siswa, Desa Tlogorejo sebanyak 227 siswa, Desa Sidoharjo 233 siswa, Desa Turitempel sebanyak 294 siswa serta Desa Bumiharjo sebanyak 299 siswa," jelasnya.// n bowo pribadi