Selasa 14 Jan 2020 14:09 WIB

Harga Cabai di Purwakarta Naik Dua Kali Lipat

Kenaikan harga cabai di Purwakarta dipicu faktor cuaca.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Harga beberapa kebutuhan pokok masyarakat di Kabupaten Purwakarta terpantau masih mengalami kenaikan.  Foto:Petani memanen cabai merah besar.
Foto: ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA FOTO
Harga beberapa kebutuhan pokok masyarakat di Kabupaten Purwakarta terpantau masih mengalami kenaikan. Foto:Petani memanen cabai merah besar.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Harga beberapa kebutuhan pokok masyarakat di Kabupaten Purwakarta terpantau masih mengalami kenaikan. Kenaikan ini terus terjadi sejak Natal tahun lalu hingga pekan kedua Januari ini. Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Purwakarta Karliati Juanda menyebutkan di antaranya yang mengalami kenaikan harga sejak natal adalah cabai rawit dan cabai merah. Bahkan harga cabai rawit kian meroket hingga 100 persen dari harga normal.

“Cabai rawit di awal Januari sekitar 40 ribu. Harga normal di 30 sampai 40 ribu. Pekan kedua di beberapa pasar harganya ada yang Rp 64 ribu ada yang Rp 68 ribu perkilogramnya,” kata Ati kepada Republika, Selasa (14/1).

Baca Juga

Ia menyebutkan cabai merah besar dan cabai merah keriting juga mengalami kenaikan. Harganya berkisar antara Rp 60 ribu hingga Rp 80 ribu. Padahal harga normalnya berkisar Rp 20 ribu perkilogram.

Ia menuturkan kenaikan harga cabai dikarenakan faktor cuaca. Pada musim hujan seperti saat ini, pasokan cabai cenderung menurun karena produksi dari petani yang juga berkurang karena terkendala hujan. Untuk pasar tradisional Kabupaten Purwakarta biasanya dipasok dari Pasar Induk Cikopo.

“Untuk sayauran ini memang mengalami kenaikan karena cuaca,” ujarnya.

Sementara itu, kata dia, harga bawang merah mulai turun sejak Desember lalu. Saat ini harga bawang merah terpantau di sejumlah pasar tradisional berkisar antara Rp 28 ribu sampai Rp 32 ribu dari yang kenaikan sebelumnya mencapai Rp 38 ribu.

Untuk bawang putih juga diakuinya mulai ada kenaikan berkisar Rp 2.000 dari harga sebelumnya. Ia mengatakan pemerintah daerah tidak bisa mengintervensi harga sayuran di pasar. Sebab pasokannya bergantung pada produksi petani di daerah asal. Karenanya tidak ada operasi pasar yang dilakukan.

“Untuk sayuran bukan makanan pokok yang utama kita tidak melakukan operasi pasar,” ujarnya.

Ia pun mengajak masyarakat untuk bijak menggunakan sayuran dalam masakannya sehari-hari saat ini. Sebab pasokan yang masuk ke pasar memang sedang berkurang. Ia mengaku belum bisa memprediksi harga cabai mulai turun. Pasalnya musim hujan masih akan terjadi beberapa bulan ini.Sementara untuk kebutuhan pokok beras juga daging ayam cenderung masih stabil.

Salah seorang pedagang sayur keliling di Purwakarta, Mulyana mengaku harga cabai memang sedang melambung di pasar. Ia pun terpaksa hanya bia mengambil sedikit keuntungan untuk dijual ke pembeli.

“Kalau ngambil untung banyak-banyak pas harga naik begini nggak ada yang mau beli. Sekarang mah beli Rp 2.000 paling dapat berapa biji,” kata Mulyana.

Menurutnya saat musim hujan seperti ini memang sudah jadi rutinitas kenaikan harga cabai. Apalagi cabai merupakan bahan pangan yang menjadi favorit masyarakat. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement