Selasa 14 Jan 2020 16:04 WIB

DKPP: Peradilan Etik Terkait Wahyu Setiawan Tetap Berjalan

Peradilan etik Wahyu tetap berjalan karena terjadi saat jadi komisioner aktif

Komisioner KPU Wahyu Setiawan (kedua kiri) mengenakan rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (10/1/2020) dini hari.
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Komisioner KPU Wahyu Setiawan (kedua kiri) mengenakan rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (10/1/2020) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Plt Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Muhammad mengatakan proses peradilan etik terkait komisioner KPU RI Wahyu Setiawan tetap berjalan meskipun yang bersangkutan telah mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden RI.

"Peradilan etik ini tetap berjalan karena kejadian ini terjadi saat yang bersangkutan menjadi komisioner aktif," kata Muhammad, Selasa (14/1).

Baca Juga

Dia mengatakan Wahyu Setiawan telah mengajukan pengunduran diri kepada Presiden dan secara administratif kalau Presiden belum menerbitkan Surat Keputusan (SK) pemberhentian, berarti yang bersangkutan masih menjadi komisioner KPU. Menurut dia, nanti Presiden akan menyikapi dan memberhentikan sebagai komisioner, memberhentikan secara administratif namun peradilan etik tetap berjalan.

"Sidangnya akan berjalan besok namun terkait SK, sepertinya Presiden masih berada di luar negeri," ujarnya.

Dia menjelaskan, pelaporan dugaan pelanggaran etik diatur dalam UU siapa saja apakah dari masyarakat, peserta dan pemantau Pemilu, dan DKPP dalam posisi tidak bisa menolak laporan tersebut. Menurut dia, meskipun di pasal lain kalau laporan itu sudah masuk, baru diverifikasi formil materil apakah memenuhi syarat untuk disidang atau tidak.

Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) melaporkan Komisoner KPU Wahyu Setiawan ke DKPP terkait kasus dugaan kasus dugaan suap Pergantian Antar-Waktu (PAW) yang menjerat Wahyu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement