Selasa 14 Jan 2020 17:00 WIB

Polisi Petakan Titik Rawan Banjir di Bandung

Pemetaan titik rawan banjir di Bandung dilakukan jelang puncak musim hujan.

Polisi Petakan Titik Rawan Banjir di Bandung . Warga membersihkan sisa lumpur di rumahnya pascabanjir di Komplek Perumahan Cimareme Indah, Desa Cimareme, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
Foto: Abdan Syakura
Polisi Petakan Titik Rawan Banjir di Bandung . Warga membersihkan sisa lumpur di rumahnya pascabanjir di Komplek Perumahan Cimareme Indah, Desa Cimareme, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menghadapi puncak musim hujan yang diprediksi akan terjadi hingga Februari 2020, Polrestabes Bandung bersama instansi pemerintahan lainnya memetakan titik rawan banjir di wilayah Kota Bandung.

"Titik rawan banjir itu ada lima titik, yaitu di kawasan Pagarsih, Gedebage, Pasteur, Rancasari, Padasuka Cicaheum, terutama aliran Sungai Citepus, sekitaran Cidadap," kata Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Irman Sugema di Polrestabes Bandung, Selasa (14/1).

Baca Juga

Dalam pelaksanaan siaga banjir itu, Polrestabes Bandung akan dibantu oleh Brimob Polda Jabar yang menurunkan dua pertiga kekuatan personel kemudian akan bersinergi dengan Pemerintah Kota Bandung serta TNI. "Kami beserta instansi terkait merumuskan langkah-langkah jangka pendek, antara TNI dan Polri, maupun instansi lainnya untuk sama-sama melihat beberapa titik rawan banjir di Kota Bandung," katanya.

Dia menyebut telah menginstruksikan personelnya di kewilayahan agar melakukan sosialisasi untuk masyarakat terkait antisipasi bencana banjir. Selain polisi, sosialisasi itu akan dibantu Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung.

"Diharapkan, kami bersama masyarakat dapat meminimalisasiterjadinya bencana banjir yang bisa menimbulkan korban jiwa," kata dia.

Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya mengimbau masyarakat tetap siaga meski sejak beberapa waktu lalu Kota Bandung tidak diguyur hujan. Menurut dia, hujan tidak terjadi karena ada perubahan pola angin akibat badai tropis di wilayah Timur yang berdekatan dengan Australia. Maka dari itu, masyarakat tetap ia minta untuk siaga perubahan cuaca.

"Jangan merasa sudah pergi hujannya. Ini hanya sesaat saja. Kalau gangguan badai tropis di Australia hilang, maka kita kembali lagi mengalami hujan," kata Tony.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement