Pekerja menurunkan tabung gas elpiji tiga kilogram dari truk di salah satu pangkalan di Jalan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (15/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
Pekerja menata tabung gas elpiji tiga kilogram di salah satu pangkalan di Jalan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (15/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
Pekerja menurunkan tabung gas elpiji tiga kilogram dari truk di salah satu pangkalan di Jalan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (15/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
Pekerja menata tabung gas elpiji tiga kilogram di salah satu pangkalan di Jalan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (15/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
Pekerja menata tabung gas elpiji tiga kilogram di salah satu pangkalan di Jalan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (15/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
Pekerja menurunkan tabung gas elpiji tiga kilogram dari truk di salah satu pangkalan di Jalan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (15/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemeritah akan menghentikan subsidi harga elpiji tiga kilogram (gas melon) mulai pertengahan tahun 2020. Harga gas melon nantinya akan disesuaikan dengan harga pasar.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, harga gas melon akan disesuaikan dengan harga pasar seperti elpiji 12 kilogram. "Sama lah dengan elpiji 12 kilogram, tinggal dibagi 3 atau 4 saja, nanti kita lihat," katanya di Jakarta, Selasa (14/1).
Harga elpiji 12 kilogram saat ini berada di kisaran Rp 141 ribu. Berarti per kilogramnya Rp 11.750. Mengacu pada perhitungan tersebut, harga gas melon nantinya akan menjadi Rp 35.250. Naik sekitar 75 persen dari harga saat ini di kisaran Rp 20.000.
sumber : Republika
Advertisement