Rabu 15 Jan 2020 22:26 WIB

Mengapa Rasulullah SAW tak Suka Ungkapan "Seandainya"

Ungkapan seandainya sangat rentan dengan bisikin malas setan.

Red: Nashih Nashrullah
Ungkapan seandainya sangat rentan dengan bisikin malas setan. Foto zikir dan munajat kepada Allah (ilustrasi).
Foto: alifmusic.net
Ungkapan seandainya sangat rentan dengan bisikin malas setan. Foto zikir dan munajat kepada Allah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Seringkali kita mengatakan seandainya dalam kehidupan sehar-hari. Kita pun gemar berandai-andai tentang segala sesuatu. 

Nabi Muhammad SAW ternyata tak menyukai umatnya mengumbar kata-kata ''seandainya''. Bahkan, dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya, kalimat lauw (seandainya) membawa kepada perbuatan setan.'' 

Baca Juga

Syekh Shaleh Ahmad asy-Syaami, menjelaskan, kata ''seandainya'' tidak membawa manfaat sama sekali. Menurutnya, meskipun seseorang mengucapkan ungkapan itu, ia tidak akan mampu mengembalikan apa yang telah berlalu, dan menggagalkan kekeliruan yang telah terjadi.

Dalam bukunya bertajuk Berakhlak dan Beradab Mulia, Syekh asy-Syaami mewanti-wanti bahwa ungkapan 'seandainya' bisa berkonotasi sebagai angan-angan semu, dan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. ''Sikap seperti ini adalah sikap yang lemah dan malas,'' ujarnya.