Kamis 16 Jan 2020 17:41 WIB

OJK Sebut Ada Tiga Investor Jajaki Bank Muamalat

OJK masih menunggu kelengkapan persyaratan dari Al Falah Investments.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Petugas memberikan informasi kepada nasabah di Bank Muamalat di Jakarta, Selasa (5/11).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas memberikan informasi kepada nasabah di Bank Muamalat di Jakarta, Selasa (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut ada sekitar tiga calon investor yang sedang menjajaki rencana penyuntikan modal ke PT Bank Muamalat Indonesia. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo mengatakan tiga calon tersebut sedang dalam proses due diligence.

"Ada mungkin tiga, tapi memang proses ini lama tidak bisa langsung," katanya usai Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2020 di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (16/1).

Baca Juga

Tiga investor tersebut diluar Al Falah Investments Pte Limited yang sudah mendapat persetujuan dari pemegang saham Bank Muamalat dan menempatkan dana Rp 2 triliun di rekening penampungan sebagai tanda komitmen. Edy menyampaikan di antara tiga calon investor lain, ada yang memiliki kemampuan finansial yang lebih tinggi.

"Ada (yang lebih tinggi), tapi itu perlu due diligence, proses itu yang lama," katanya.

Perlu ada kesepakatan dengan pihak-pihak terkait, termasuk penilaian terhadap babat bebet bobotnya. Edy menyebutkan, pencarian investor tidak perlu terburu-buru karena OJK menilai likuiditas Bank Muamalat tidak ada masalah.

Lamanya proses pencocokan investor tersebut juga, menurutnya, tidak akan menurunkan minat para investor pada bank syariah pertama di Indonesia ini. Meski kinerja keuangannya terus merosot, OJK menyebut Bank Muamalat tetap punya nilai yang tinggi dan mampu terus bertahan.

Saat ini, OJK masih menunggu kelengkapan persyaratan dari Al Falah Investments Pte Limited sebagai calon investor terdepan. Slamet Edy menyampaikan ada beberapa hal yang belum clear.

"Mudah-mudahan Januari 2020 ini selesai, asal dia memenuhi semua dokumen, kita tinggal masalah beberapa persyaratan saja," katanya

Persyaratan tersebut, menurutnya, adalah bentuk statement kemampuan finansial dan komitmen yang harus jelas. Ia menilai kapasitas investor harus prudent sehingga siap jika Bank Muamalat membutuhkan modal-modal lanjutan di masa depan.

"Kalau untuk prudential kan tidak ada 'yang penting bisa nafas dulu'," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement