REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat mengingatkan umat Islam khususnya yang berada di Jawa Barat agar tidak terpengaruh aliran sempalan seperti Sunda Empire dan Kerajaan Keraton Sejagat.
"Itu (Sunda Empire) bagian sempalan-sempalan dari aliran-aliran kepercayaan, artinya sempalan itu kemudian ingin muncul eksistensinya, didukung budaya-budaya lokal yang terjadi sebelumnya," kata Ketua MUI Provinsi Jawa Barat, KH Rachmat Syafei, kepada Republika.co.id, Jumat (17/1).
Menurut Rachmat, perlu ada penjelasan atau pencerahan untuk masyarakat. Supaya mereka mengetahui budaya lokal yang memunculkan sesuatu yang keliru. Umat juga perlu mencermati fenomena munculnya aliran sempalan-sempalan agar tidak terpengaruh oleh mereka.
Dia menerangkan, budaya lokal melahirkan sesuatu yang seperti Sunda Empire karena jauh dari penerangan keagamaan. Serta jauh dari penerangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sehingga ada orang-orang yang membuat suatu sempalan seperti Sunda Empire.
"Mengimbau kepada masyarakat Muslim agar jangan terpengaruh sempalan seperti itu, sebab budaya yang tidak ada kaitannya dengan agama tapi mengakui bahwa itu bagian dari aliran keagamaan," ujarnya.
Rachmat mengimbau kepada masyarakat lebih hati-hati terhadap sempalan semacam Sunda Empire dan Kerajaan Keraton Sejagat. Dia juga mengingatkan umat agar tidak terpengaruh oleh berita yang membesarkan sempalan seperti itu.
Masyarakat digegerkan dengan kehadiran Kerajaan Keraton Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah. Kemudian tidak lama setelah keruntuhan Kerajaan Keraton Sejagat, muncul Sunda Empire atau Kekaisaran Sunda di media sosial dan menjadi viral.