Sabtu 18 Jan 2020 13:35 WIB

Tim SAR Cari Nelayan Hilang di Perairan Buton Selatan

Nelayan bernama La Ode Samiun dilaporkan hilang pada Jumat (17/1) saat memancing

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Tim SAR Baubau, Sulawesi Tenggara bersama tim gabungan kembali melakukan pencarian seorang nelayan bernama La Ode Samiun. Ilustrasi.
Foto: Foto : MgRol112
Tim SAR Baubau, Sulawesi Tenggara bersama tim gabungan kembali melakukan pencarian seorang nelayan bernama La Ode Samiun. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Tim SAR Baubau, Sulawesi Tenggara bersama tim gabungan kembali melakukan pencarian seorang nelayan bernama La Ode Samiun. Nelayan berusia 60 tahun itu dilaporkan hilang oleh keluarganya.

Sebelumnya, SAR menerima laporkan atas hilangnya nelayan tersebut pada Jumat (17/1) pukul 10.30 WITA. Kemudian tim SAR Baubau diberangkatkan menuju lokasi kejadian dengan menggunakan satu unit RIB membawa peralatan pendukung keselamatan lainnya. Namun setelah melakukan pencarian hasilnya nihil sehingga pukul 17.30 WITA tim SAR gabungan menghentikan sementara pencarian.

Baca Juga

Korpos SAR Baubau, Hasruddin Ere, pada Sabtu mengatakan kini operasi SAR kembali dilakukan. Pencarian dilanjutkan dengan memperluas wilayah pencarian hingga 3 NM dari lokasi kejadian mengingat banyaknya personel yang ikut bergabung dalam pencarian hari ini.

Nelayan tersebut dilaporkan hilang saat melaut untuk memancing di sekitaran Perairan Batauga hingga Pulau Siompu, Kabupaten Buton Selatan pada Jumat (17/1) pukul 09.00 WITA.

Hasruddin mengungkapkan unsur yang terlibat dalam pencarian itu antara lain adalah Rescuer Pos SAR Baubau, Polsek Batauga, BPBD Buton Selatan, Koramil Batauga, Dinas Kelautan dan Perikanan Busel, dan keluarga korban. "Sementara alut yang digunakan yakni RIB Basarnas Kendari, Rubber Boat Basarnas Kendari, Speed Boat BPBD Busel, dan Longboat milik nelayan setempat 24 buah," ujar Hasruddin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement