Selasa 21 Jan 2020 19:31 WIB

'Antraks Berpengaruh pada Susu Sapi Perah'

Selain penyakit antraks, Sarihusada juga mengantisipasi dari penyakit bruselosis.

Rep: my30/my29/ Red: Fernan Rahadi
    Kementan menerjunkan tim menyelidiki kasus kematian akibat antraks di Gunungkidul.
Foto: Kementan
Kementan menerjunkan tim menyelidiki kasus kematian akibat antraks di Gunungkidul.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kasus antraks yang tengah marak terjadi di Gunungkidul, DIY, berpengaruh pada susu yang dihasilkan sapi perah. Selain itu juga akan menular pada sapi yang lainnya. Sehingga diharuskan adanya pemotongan dan pembakaran sapi. 

"Ini dilakukan agar bibit antraks musnah," Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada (UGM), Sigit Bintara di sela-sela sharing session PT Sarihusada bersama media di Sop Djadoel Sambisari, Sleman, Selasa (21/1).

Sigit juga mengatakan untuk menjamin agar terhindar dari penyakit antraks maka dilakukan monitoring. Jadi ketika susu sapi yang akan disetorkan, maka pihaknya akan selalu melakukan pengawasan, dan sapi harus dalam keadaan sehat.

“Misal sapi yang sebenarnya tidak punya penyakit berat, akan tetapi telah mengalami penyuntikan, maka susu sapi tersebut kami hentikan terlebih dahulu paling tidak dua pekan lamanya, jadi susu yang dihasilkan berasal dari sapi yang sehat ” lanjut Sigit.

Agus menjelaskan cara menangani agar terbebas dari penyakit yaitu ketika akan membeli sapi dan terjun secara langsung untuk memeriksa dan memastikan bahwa perpindahan sapi dari area lain yang masuk ke dalam area terbebas dari penyakit.

“Seseorang yang akan masuk ke dalam kandang sapi seharusnya dibatasi karena siapapun bisa membawa suatu penyakit," kata Agus menambahkan.

Sebelumnya, sebanyak 27 warga di Kecamatan Ponjong dan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dinyatakan positif antraks. Mereka terinfeksi setelah mengkonsumsi daging hewan ternak yang mati karena terpapar antraks.

Selain penyakit antraks, Sarihusada juga mengantisipasi dari penyakit bruselosis. Sebuah penyakit kronis  yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Dimana penyakit ini bisa bertahan seumur hidup. Pada tahun 2013 penyakit ini pernah menyerang di sejumlah peternakan sapi perah di Merapi. Dan menyebabkan harus dipotongnya 40 ekor sapi.

Dalam kesempatan tersebut, Danone melalui  PT Sarihusada telah melakukan program Peningkatan Mutu Susu (PMS). Program ini merupakan perwujudan dari visi Danone one planet one health, yang meyakini kesehatan manusia dan kesehatan bumi saling terkait. 

Program ini bekerja sama dengan praktisi dari UGM, sebagai pendampingan bagi peternak lokal yang ada di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pendampingan  ini dilakukan agar  dihasilkannya susu peternak lokal yang berkualitas tinggi.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement