Rabu 22 Jan 2020 15:55 WIB

In Picture: Cegah Antraks di Yogyakarta, RIbuan Ternak Divaksinasi

.

Rep: Wihdan Hidayat/ Red: Yogi Ardhi

Vaksinasi Pencegahan Antraks. Petugas Dinas Pertanian dan Pangan menyiapkan peralatan vaksin hewan ternak di Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (22/1). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Vaksinasi Pencegahan Antraks. Petugas Dinas Pertanian dan Pangan memvaksin hewan ternak warga di Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (22/1). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Vaksinasi Pencegahan Antraks. Petugas Dinas Pertanian dan Pangan memvaksin hewan ternak warga di Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (22/1). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Vaksinasi Pencegahan Antraks. Petugas Dinas Pertanian dan Pangan bersiap memvaksin hewan ternak warga di Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (22/1). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Vaksinasi Pencegahan Antraks. Petugas Dinas Pertanian dan Pangan bersiap memvaksin hewan ternak warga di Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (22/1). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Vaksinasi Pencegahan Antraks. Petugas Dinas Pertanian dan Pangan memvaksin hewan ternak warga di Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (22/1). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Vaksinasi Pencegahan Antraks. Warga menyaipkam hewan untuk divaksin antiantraks di Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (22/1). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Vaksinasi Pencegahan Antraks. Petugas Dinas Pertanian dan Pangan menyiapkan peralatan vaksin hewan ternak di Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (22/1). (FOTO : Republika/ Wihdan)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Petugas Dinas Pertanian dan Pangan memvaksin hewan ternak warga di Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (22/1). Sebanyak 600 ekor sapi dan 1.000 ekor kambing disuntik vaksin antiantraks. Hal ini dilakukan menyusul munculnya antraks di Gunungkidul beberapa waktu lalu. 

Berdasarkan data Kemenkes, kejadian kasus antraks pada Desember 2019 di Kabupaten Gunung Kidul DIY juga pernah terjadi di daerah yang sama pada Juni 2019. Masyarakat dihimbau tidak memotong hewan yang sakit dan membagikan dagingnya ke warga lain. Hal tersebut berpotensi menularkan penyakit antraks melalui daging hewan yang sakit.

Bakteri antraks Bacillus antrhacis membentuk spora ketika berada di luar tubuh hewan dan manusia. Spora yang jumlahnya jutaan tersebut melindungi bakteri saat berada di lingkungan luar dan bisa membuatnya bertahan selama bertahun-tahun di dalam tanah, di air, atau menempel di rumput dan daun-daunan yang menjadi pakan ternak.

sumber : Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement