REPUBLIKA.CO.ID, HULU SAUNGAI UTARA -- Perajin yang tergabung dalam kelompok usaha "Kembang Ilung", Desa Banyu Hirang, Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan memproduksi sedotan nonplastik yang terbuat dari purun (tumbuhan rawa). Sedotan nonplastik ini untuk memenuhi permintaan dari Negeri Belanda.
Ketua kelompok usaha Kembang Ilung, Supian Normengakui para perajin asuhannya mengolah tanaman purun menjadi sedotan air ramah lingkungan sesuai permintan luar negeri. "Kami memperoleh pesanan dari negeri Belanda sebanyak 200 ribu batang per bulan, melalui pengusaha yang ada di Bali," kata Supian Nor.
Hanya saja, perajin sulit memenuhi permintaan pasar. Mereka paling banyak dalam sebulan mampu memproduksi 100 ribu batang. Hal ini disebabkan keterbatasan tenaga, dan tehnologi.
Dalam pembuatan sedotan harus sesuai bentuknya seperti yang diinginkan pembeli. Misalnya, ukuran sedotan, tidak cacat, lubangnya bulat, dan kering, serta bersih.
Untuk memotong tanaman purun yang sudah diproses melalui pengeringan atau penjemuran, maka harus menggunakan pisau silet. Ini agar irisan potongan rapi dan tidak pecah sedotannya. Akibatnya pemotongannya tak langsung massal, tetapi harus satu persatu itu yang membuat lambat memproduksi.
Namun, katanya lagi, pihaknya berusaha memproduksi sebanyak mungkin dan sebaik mungkin melalui inovasi di kemudian hari. Sedotan air minum tersebut memang oleh berbagai kalangan sudah saatnya diproduksi guna menggantikan sedotan air minum terbuat dari plastik.
Plastik akan menjadi sampah yang mengotori bumi. Apalagi plastik susah terurai makanya belakangan seluruh negara mengurangi pemakaian alat apa saja yang terbuat dari bahan plastik.