REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah petugas gabungan masih melakukan pembersihan material longsor di akses jalan Kabupaten Tasikmalaya, Jalan Cikeusal-Warung Legok, tepatnya di Desa Pasiralam, Kecamatan Mangunreja, Kamis (23/1). Satu alat berat berupa ekskavator mengeruk material tanah yang sebagian masih menutup jalan, dan mobil pemadam kebakaran (damkar) menyemprot air ke jalan.
Kepala Seksi Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Dede Sudrajat mengatakan, jajarannya bekerja sama dengan berbagai elemen mulai dari TNI, Polri, dan petugas damkar, untuk secepatnya membersihkan sisa material longsoran dan membuka akses jalan. Pasalnya, jalan itu merupakan salah satu akses utama untuk warga sekitar.
"Harapannya hari ini jalan sudah bisa dibuka lagi. Besok paling lambat sudah bisa berfungsi," kata dia di lokasi, Kamis.
Berdasarkan pantauan Republika, hingga Kamis siang jalan masih ditutup total. Hanya kendaraan petugas yang masuk ke lokasi untuk membersihkan jalan. Sementara warga harus mencari alternatif jalan lain untuk sementara.
Menurut Dede, berdasarkan peta kerawanan bencana yang dimiliki BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Desa Pasiralam merupakan salah satu wilayah yang memiliki kerawanan bencana sedang hingga tinggi. Karena itu, sejak jauh hari BPBD telah melakukan antisipasi dengan sosialisasi kepada warga agar lebih waspada menghadapi musim hujan.
Beruntung, ketika longsor terjadi pada Rabu (22/1) dini hari, tak ada warga maupun kendaraan yang melintas di jalan tersebut. Sehingga, bencana itu tak mengakibatkan korban jiwa.
Kendati demikian, Dede menambahkan, di lokasi itu masih berpotensi terjadi longsor susulan. Pasalnya, tanah tebing di sisi jalan itu masih mengalami pergerakan. "Kalau pun terjadi susulan, semoga tak besar yang sudah-sudah. Mudah-mudahan juga hari ini masyarakat sudah bisa kembali beraktivitas dengan normal," kata dia.
Setelah material longsoran dikeruk menggunakan ekskavator, petugas akan menyemprotkan air dengan mobil damkar kw jalan itu. Tujuannya, setelah itu pengendara yang melewati Jalan Cikeusal-Warung Legok tak terpeleset.
Sementara itu, lanjut Dede, untuk penanganan lanjutan, BPBD telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tasikmalaya. Rencananya, tebing di jalan itu dibuatkan kontruksi tembok penahan tebing (TPT). "Apakah itu nanti permanen atau bronjong, tergantung PUPR," kata dia.
Selain membersihkan sisa material longsoran, BPBD juga memberi pemahaman kepada warga yang tinggal di dekat lokasi longsor. Terdapat satu rumah di dekat lokasi. Namun, rumah itu tak terdampak langsung bencana tersebut.
Dede mengatakan, warga yang menempati rumah itu telah disosialisasikan agar tetap waspada. Jika hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang, warga disarankan untuk mencari tempat aman.
"Terkait rumah yang terancam saat ini posisinya masih relatif aman, tidak terjadi longsor lanjutan. Tapi kalau hujan dengan angin kencang, kami imbau pemilik rumah untuk keluar dulu mencari tempat aman. Kita juga sudah koordinasi dengan desa untuk memperhatikan warganya," kata dia.
Sementara itu, pemilik rumah itu, Yani Mulyani (43 tahun) mengaku takut jika longsor kembali terjadi. Ia bingung akan pindah ke mana jika longsor menimpa rumahnya.
"Kalau masih bahaya, harapan saya dari pemerintah dikasih soluolsi. Saya juga maunya pindah, tapi kalau mau dijual mah susah dengan kondisi sekarang," kata ibu tiga anak itu.
Di rumahnya, selain dengan anak-anak dan suaminya, Yani juga tinggal dengan kedua orang tuanya. Rumah dengan luas sekira 100 meter persegi itu memang tak terdampak. Namun, halaman di depan rumah Yani penuh dengan material tanah longsoran.
Rumah Yani berada tempat di sisi jalan. Namun posisinya berada di bawah jalan. Sementara sisi jalan lainnya berupa tebing.
Saat kejadian, ia mengaku sedang tidur di rumahnya. Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh dari luar rumah. Setelah dilihat, terjadi longsor besar.
"Saat itu tidak hujan, tapi sorenya hujan," kata dia.
Setelah kejadian, mereka memilih mengungsi ke rumah kerabatnya di lokasi yang aman. Baru pagi hari mereka kembali ke rumahnya. Namun, satu anaknya masih takut untuk sekolah.
Yani mengatakan, selama enam tahun tinggal di rumah itu, baru satu kali terjadi bencana longsor. "Kejadian baru ini. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi," kata dia.
Foto: Petugas melakukan pembersihan material longsor di Jalan Cikeusal-Warung Legok, Desa Pasiralam, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (23/1). Akses jalan kabupaten itu masih belum bisa dilalui kendaraan. BPBD Kabupaten Tasikmalaya menargetkan, setidaknya jalan bisa kembali dibuka untuk umum pada Jumat (24/1). Bayu Adji P.