Ahad 26 Jan 2020 03:15 WIB

Bioskop China Protes Kebijakan Streaming Film Gratis

Pemutaran perdana tujuh film China ditunda akibat wabah virus corona.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Christiyaningsih
Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Pusat Wuhan merawat pasien yang diduga terpapar virus corona di Wuhan. Pemutaran perdana tujuh film China ditunda akibat wabah virus corona. Ilustrasi.
Foto: The Central Hospital of Wuhan via Weibo/Handout via REUTERS
Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Pusat Wuhan merawat pasien yang diduga terpapar virus corona di Wuhan. Pemutaran perdana tujuh film China ditunda akibat wabah virus corona. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Saat liburan Tahun Baru Imlek selama sepekan, biasanya masyarakat China akan berbondong-bondong ke bioskop. Distributor tentu mendapat keuntungan dari kerumunan masyarakat itu untuk setiap peluncuran film.

Namun, pemutaran perdana tujuh film China termasuk Lost in Russia ditunda karena wabah virus corona. Pada Sabtu (25/1) virus ini telah memakan korban meninggal hingga 41 orang dan menginfeksi lebih dari 1.300 orang di seluruh dunia.

Baca Juga

Huanxi Media Group mengumumkan pada Jumat (24/1) bahwa mereka akan memberikan tontonan film Lost in Russia secara gratis di platform Beijing Bytedance Network pada Sabtu (25/1). Raksasa media sosial itu rela membayar setidaknya 630 juta yuan (91,25 juta dolar AS) untuk pemutaran film dan drama baru.

Majalah Bisnis Yicai melaporkan pada Jumat (24/1) sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh industri film di provinsi Zhejiang, China Timur mengancam akan memboikot film yang ditayangkan Huanxi. Industri film di Zhejiang juga akan memboikot salah satu aktor dalam Lost in Russia jika pemutaran perdana internet tetap dilanjutkan.

Media seperti koran harian Youth Beijing yang didukung pemerintah, melaporkan surat lainnya yang ditandatangani oleh 23 bioskop dan studio film juga banyak beredar di media sosial China. Dua sumber industri yang akrab dengan surat itu mengonfirmasi keasliannya untuk Reuters.

Surat kedua, yang ditujukan kepada regulator industri China Film Administration, menyatakan film itu akan menandai pertama kalinya dalam sejarah film blockbuster Festival Musim Semi yang akan diputar secara daring gratis. Jika langkah ini dianggap legal, maka akan menghancurkan industri saat ini.

“Ini bertentangan dengan cara pembayaran dan pendapatan yang telah dikembangkan industri film selama bertahun-tahun, menginjak-injak, dan dengan sengaja menghancurkan industri film dan sistem film premier. Pemutaran perdana streaming secara gratis adalah peran utama dalam kehancuran ini,” kata surat itu yang ditandatangani juga oleh Wanda Film Holding, Bona Film Group, dan Henan Oscar Theatre Chain.

Wanda mengonfirmasi kepada Reuters bahwa mereka telah menandatangani pernyataan itu tetapi menolak berkomentar. Bona Film Group dan Henan Oscar Theatre juga tidak mau menanggapi pertanyaan-pertanyaan. Banyak kantor tutup di China karena hari libur nasional.

Seorang juru bicara Bytedance mengatakan kerja samanya dengan Huanxi adalah kesepakatan komersial normal untuk menguntungkan para pencipta. Ini juga memungkinkan lebih banyak orang untuk tinggal di rumah daripada pergi keluar mengingat situasi wabah Virus Corona. Tetapi Huanxi juga enggan berkomentar. Banyak tempat umum termasuk bioskop di Shanghai, resort Disneyland kota dan bahkan Kota Terlarang Beijing telah ditutup karena kekhawatiran tentang virus.

sumber : Channel News Asia
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement