REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas kesehatan Beijing melaporkan bahwa seorang bayi berusia sembilan bulan terinfeksi virus corona jenis baru, 2019-nCoV. Sejauh ini, bayi yang tak diungkapkan identitasnya tersebut menjadi pasien termuda dalam wabah virus corona Wuhan.
Bayi perempuan tersebut merupakan satu dari 68 kasus virus corona yang terdeteksi di Beijing, sejak kasus virus corona 2019-nCov mulai merebak di Wuhan bulan lalu. Kasus dan korban jiwa akibat virus corona ini juga tampak terus bertambah.
Seperti dilansir CNN, pemerintah Cina memperpanjang libur Tahun Baru Imlek untuk mengontrol wabah virus corona Wuhan. Libur Tahun Baru Imlek yang semula akan berakhir pada 30 Januari diperpanjang menjadi 2 Februari menurut kantor berita Xinhua
Sebelumnya, Hong Kong juga memutuskan untuk memperpanjang libur Tahun Baru Imlek untuk sekolah hingga 17 Februari. Tindakan ini diambil untuk mencegah terjadinya transmisi virus corona jenis baru. Beberapa universitas juga diketahui menunda kelas mereka hingga 17 Februari.
Hingga saat ini, belum ada obat yang bisa digunakan untuk menyembuhkan pasien yang terinfeksi virus corona 2019-nCoV. Virus ini bisa menular dari hewan yang belum diketahui jenisnya kepada manusia atau dari manusia ke manusia.
Meski belum ada vaksin, penularan virus corona secara umum bisa dicegah dengan beberapa upaya. Seperti dilansir New York Post, beberapa upaya pencegahan penularan virus corona adalah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, tidak menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci, atau tidak berdekatan dan melakukan kontak dengan orang yang sakit.
Per 26 Januari 2020, jumlah orang yang terinfeksi virus 2019-nCoV tercatat sudah mencapai 2.463. Infeksi virus 2019-nCoV juga tercatat telah menyebabkan setidaknya 80 kasus kematian.