Senin 27 Jan 2020 14:35 WIB

BPBD Lebak Waspadai Banjir Susulan

Curah hujan Ahad hingga Senin (27/1) mengakibatkan meluapnya Sungai Ciberang.

Seorang warga beraktifitas di rumahnya yang rusak akibat diterjang banjir bandang di Kampung Susukan, Lebak, Banten, Ahad (26/1/2020).
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Seorang warga beraktifitas di rumahnya yang rusak akibat diterjang banjir bandang di Kampung Susukan, Lebak, Banten, Ahad (26/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Banten mewaspadai banjir susulan menyusul curah hujan sepanjang Ahad (26/1) sore hingga Senin (27/1) dinihari yang mengakibatkan meluapnya Sungai Ciberang hingga jembatan darurat terbuat dari bambu kembali hanyut.

"Kami sudah menerjunkan petugas kebencanaan ke lapangan untuk mencek tingkat kerusakan akibat luapan Sungai Ciberang itu," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Senin.

BPBD Lebak menyampaikan peringatan kewaspadaan dan sudah disampaikan melalui aparat kecamatan, desa, relawan, dan masyarakat agar tetap waspada banjir bandang dan longsor susulan.

Peringatan kewaspadaan itu untuk mengantisipasi terjadi bencana alam, terlebih ribuan warga Kabupaten Lebak masih banyak tinggal di bantaran sungai.

Selama ini, curah hujan dipastikan cenderung meningkat di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TBGHS).

Bahkan, curah hujan yang terjadi Ahad (26/1) sore hingga dini hari dengan intensitas lebat dan sedang, sehingga kembali merobohkan bangunan jembatan darurat yang terbuat dari bambu.

Karena itu, BPBD Lebak akan mengirimkan perahu karet untuk menghubungkan penyeberangan darurat antardesa, apalagi anak-anak sudah memasuki sekolah dan mengikuti proses kegiatan belajar mengajar.

"Kami menyiapkan perahu karet itu agar penyeberangan berjalan lancar," ujarnya menjelaskan.

Menurut dia, berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) curah hujan cukup tinggi melanda sebagian wilayah Lebak.

Peluang curah hujan cukup tinggi dan berpotensi siang, sore, malam hingga dini hari, sehingga dapat menimbulkan bencana banjir bandang dan longsoran tanah.

"Kami minta warga yang berada di kaki gunung dan aliran sungai agar waspada untuk mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya menegaskan.

Sementara itu, sejumlah warga Desa Sukarame Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak mengatakan bahwa jembatan gantung yang dibangun secara gotong royong oleh masyarakat setempat kembali hanyut setelah talinya terlepas akibat banjir susulan itu.

"Kami hari ini terpaksa menyeberang menggunakan perahu karet bantuan BNPB itu," kata Sodik (45) warga Somang Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement