REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kobe Bryant memang tak pernah bermain sepak bola dan memilih basket sebagai jalan hidupnya, namun kematiannya membuat klub-klub bola berbelasungkawa. AC Milan menjadi tim yang paling berduka atas kehilangannya.
Kobe Bryant dikenal sebagai fan fanatik Rossoneri. Ketika ia masih berumur enam tahun, Kobe sempat tinggal di Kota Milan. Kala itu, prestasi yang diukir AC Milan membuat Kobe muda jatuh hati terhadap klub yang bermarkas di San Siro itu.
Kobe bahkan pernah menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Corriere dello Sport beberapa tahun silam, bahwa ia merupakan fan sejati AC Milan. Kobe mengidolakan Marco van Basten, eks penyerang timnas Belanda yang juga legenda Milan.
"Saya selalu bilang jika Anda memotong tangan kiri saya, darahnya akan berwarna merah-hitam dan jika Anda memotong tangan sebelah kanan, darahnya kuning-ungu," kata dia saat itu.
Simbol warna yang diungkapkan Kobe yakni Merah-hitam merujuk pada warna kebesaran AC Milan, sementara warna Kuning-Ungu adalah tempatnya mengukir sejarah bersama Los Angeles Lakers.
Rasa cintanya terhadap AC Milan juga ia tunjukkan dengan cara mendatangi markas klub, selain menonton langsung pertandingan. Maka pantas jika AC Milan harusnya menjadi yang paling sedih atas kehilangan legenda NBA itu.
"Tak bisa berkata-kata untuk mengungkapkan seberapa terkejutnya kami mendengar kabar meninggalnya salah satu legenda olahraga terbaik sepanjang sejarah dan juga fan AC Milan, Kobe Bryant. Semoga keluarga yang ditinggalkan dapat kuat melewati cobaan ini. Anda akan selalu dirindukan, Kobe," tulis AC Milan dalam laman Twitter-nya.
Kobe tewas dalam tragedi jatuhnya helikopter yang terjadi di Calabasas, Kalifornia, AS, Ahad (26/1). Helikopter yang ditumpangi pria 41 tahun ini dikabarkan terjatuh dan terbakar saat perjalanan menuju Mamba Academy.
Tak hanya Kobe, Gianni Maria Onore Bryant, putri kedua dari pernikahannya dengan Vannesa, juga menjadi korban dalam musibah itu.