Selasa 28 Jan 2020 12:40 WIB

Cukupkah Langkah Antisipatif Indonesia untuk Cegah Corona?

Indonesia telah mengeluarkan travel advice ke China untuk hindari penyebaran corona.

Terkait wabah virus corona, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Bandung mengoperasikan alat deteksi suhu tubuh atau thermoscan di terminal kedatangan internasional di Bandar Udara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Senin (27/1).
Foto: Abdan Syakura
Terkait wabah virus corona, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Bandung mengoperasikan alat deteksi suhu tubuh atau thermoscan di terminal kedatangan internasional di Bandar Udara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Senin (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Antara, Rizkyan Adiyudha

Penyebaran virus corona semakin masif. Hingga saat ini tercatat 106 orang telah meninggal akibatnya. Satu kasus kematian telah terjadi di luar Wuhan, yakni di Beijing.

Baca Juga

Pemerintah Indonesia juga mulai mengambil langkah mengantisipasi penyebaran virus corona. Pertanyaannya, apakah langkah itu akan efektif?

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio menegaskan perlunya langkah antisipatif semua pemangku kepentingan sektor pariwisata di Tanah Air mencegah masuknya virus corona ke Indonesia. “Saat ini Pemerintah RI tetap meningkatkan kewaspadaan tinggi untuk mencegah wabah virus corona masuk ke Indonesia,” kata Menparekraf Wishnutama Kusubandio dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (28/1).

Ia telah melakukan rapat koordinasi terkait virus corona bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Kantor Kementerian Perhubungan, Senin (27/1). Wishnutama mengatakan para pemangku kepentingan pariwisata termasuk asosiasi serta seluruh kepala dinas pariwisata provinsi dan kabupaten/kota diimbau untuk turut serta memantau arus kedatangan wisatawan mancanegara di pintu masuk kedatangan negara, baik darat, laut, maupun udara di daerahnya masing-masing.

“Bila menemukan wisatawan yang mengalami gejala-gejala terinfeksi virus corona, antara lain mengeluh sakit, terganggunya saluran pernapasan, pilek, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam yang berlangsung beberapa hari, wisatawan tersebut harus langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat,” kata Wishnutama.

Terkait promosi wisata, Wishnutama juga menjelaskan Kemenparekraf telah mengalihkan untuk sementara waktu aktivitas promosi dan pemasaran wisata ke daerah-daerah yang tidak terdampak penyebaran virus corona. “Kementerian Luar Negeri telah menerbitkan travel advice atau imbauan perjalanan bagi WNI ke China. Sedangkan untuk promosi kami alihkan untuk pasar Wuhan, masih banyak pasar besar lainnya yang bisa kita ambil seperti Amerika Serikat, Australia, Eropa, Selandia Baru, dan lainnya, tidak hanya China,” katanya.

Kemenparekraf berharap keadaan segera pulih dan wabah dapat ditangani secepat mungkin sehingga tidak semakin meluas dan kekhawatiran terkait penyebaran virus corona tidak menimbulkan keresahan bagi semua pihak. “Mengimbau kepada agen perjalanan wisata agar memperhatikan situasi dan imbauan pemerintah dalam penjualan paket wisata outbond ke China maupun inbound China ke Indonesia,” katanya.

photo
Petugas keamanan menggunakan masker di depan Ruang Isolasi Infeksi Khusus Kemuning, untuk pasien yang terkena virus corona di RSUP Hasan Sadikin, Kota Bandung, Senin (27/1).

Menteri Pehubungan Budi Karya Sumadi juga menjelaskan Kemenhub telah menutup penerbangan dari dan menuju Wuhan, China, untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. “Kita memang minta petugas di bandara dan pelabuhan untuk melakukan kegiatan pemeriksaan yang lebih intensif tetapi harus disertai dengan sikap profesional, bersahaja, dan sopan santun,” katanya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memastikan hingga saat ini tidak ada WNA atau WNI di Indonesia yang terjangkit virus yang berasal dari negera tirai bambu itu. Selain itu pemerintah juga sudah menyediakan alat pendeteksi suhu tubuh di 135 pintu masuk di Indonesia dan menunjuk sedikitnya 100 rumah sakit untuk bersiaga menangani penyebaran virus corona.

“Sebanyak 243 WNI di pusat kejadiannya, di Hubei, Wuhan dalam kondisi sehat. Yang terpenting, cara mencegahnya adalah menjaga imunitas agar tetap tinggi. Selama imunitasnya baik, gerakan hidup sehat, pola hidup dijaga, makan tepat waktu nantinya kondisi tubuh akan baik. Sehingga tidak mudah terjangkit virus maupun penyakit,” katanya.

Pemerintah didesak untuk bersikap lebih tegas menghadapi penyebaran virus corona. Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris meminta pemerintah untuk membekukan bebas visa kunjungan bagi warga negara China yang ingin berkunjung ke Indonesia.

"Pembebasan visa seharusnya dilakukan secara resiprokal demi martabat bangsa," kata Charles Honoris dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (28/1).

Menurutnya, pencabutan fasilitas bebas visa kunjungan untuk warga negara China merupakan hal yang wajar. Dia mengatakan, China hingga saat ini juga belum membebaskan visa yang sama untuk Indonesia.

Politikus PDIP ini mengatakan, pemberlakukan kembali visa kunjungan bagi warga China akan memperketat masuknya penduduk dari wilayah-wilayah terdampak Corona seperti dari Wuhan dan sekitarnya. Lanjut dia, hal tersebut akan lebih intensif dan tidak sekadar mengandalkan thermo scanner di bandara atau pelabuhan.

Dia berpendapat, dalam keadaan darurat seperti ini pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi warga negaranya. Dia mengatakan, segala tindakan yang diambil, termasuk pencabutan fasilitas bebas visa kunjungan bagi warga China juga dalam rangka menjalankan kewajiban tersebut.

"Toh, China sendiri juga sudah melarang travel agent mereka untuk memberangkatkan warganya ke luar negeri. Termasuk Indonesia," katanya.

photo
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.

Berbagai negara terus melakukan langkah-langkah mencegah warga negaranya terpapar virus corona. Amerika Serikat sudah mengubah travel advice mereka ke China.

Sebelumnya, warga negara Amerika diminta menghindari keberangkatan ke Wuhan atau Provinsi Hubei saja. Imbauan itu tidak berlaku ke seluruh China. Senin sore waktu Amerika, CDC mengumumkan menganjurkan warganya tidak ke China jika tidak ada keperluan yang sangat mendesak.

Kementerian Dalam Negeri Amerika juga telah mengatur agar pesawat bertolak ke Wuhan untuk membawa warga Amerika yang ingin pulang. Pesawat menuju Ontario, California, itu akan bertolak dari Wuhan, Rabu waktu setempat. Dikutip dari AP, prioritas akan diberikan ke warga yang paling berisiko terkena corona.

Penumpang akan diskrining lebih dulu oleh petugas Amerika dan China sebelum berangkat. Siapapun dengan gejala corona tidak diperbolehkan ikut serta.

Mongolia yang berbatasan dengan China sudah menutup perbatasannya menyusul peringatan dari China mengenai potensi bahaya corona. Agen perjalanan sudah diminta membatalkan grup tur perjalanan, meski dengan risiko kehilangan keuntungan.

Mongolia adalah negara kedua yang yang menutup perbatasannya dengan China. Sebelumnya Korea Utara sudah lebih dulu melakukannya. Tapi belum ada laporan korban positif corona di dua negata tersebut.

Virus corona memang diduga akan berimbas ke perekonomian China dan dunia. Pasalnya virus corona telah menimbulkan disrupsi perekonomian yang bisa mengancam ekonomi China. Tahun lalu perekonomian China sudah turun hanya di angka 6,1 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement