REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Foreign Policy of Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal dan juga sejumlah tokoh agama memperkenalkan program 1000 Abrahamic Circles atau 1000 lingkaran Abraham kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Dino Patti mengungkap, program 1000 Abrahamic Circles itu merupakan program mengurangi ketegangan agama Ibrahim yakni, Kristen, Islam, dan Yahudi di tingkat akar rumput.
Dino mengatakan, saat ini hubungan antarpemeluk di tiga agama tersebut secara global semakin buruk. Untuk mengatasinya, Dino menilai perlu upaya inovatif untuk perbaikan di akar rumput dan bukan sekadar pernyataan di tingkat elite saja.
"Pertemuan sehari atau hanya pidato di satu hari tidak membawa dampak banyak ke akar rumput, padahal akar rumput tantangan paling besar. Jadi program 1.000 lingkaran ini kami pandang mempunyai format yang baru dan cukup inovatif, yaitu lingkaran isinya tiga agama, Islam, Kristen, Yahudi," ujar Dino di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (28/1).
Dino mengatakan, program 1.000 lingkaran Ibrahim ini nantinya harus diisi perwakilan tiga negara. Kemudian, tiga pewakilan negara di lingkaran tersebut tinggal selama seminggu di satu negara anggota lingkaran tersebut. Di negara tersebut, perwakilan akan tinggal bersama keluarga dan komunitas agama.
Dino meyakini, program tersebut bisa mengubah pandangan dan respek atau kepedulian antarpenganut agama. "Taruhlah ini tinggal di Cirebon, pesantren, kemudian ramai-ramai seminggu tinggal di rumah dan komunitas pendeta Kristen kemarin di Selandia Baru dan seminggu lagi di Amerika," ujar Dino.
"Pengalaman kita dan asumsi kita dengan perjalanan tiga pekan dan mereka bertemu dengan keluarga dan komunitas dan saling berinteraksi, timbul suasana persahabatan dan respek yang nyata," ujarnya.
Dino menilai pentingnya mengubah pandangan dan respek antarumat beragama, khususnya di akar rumput. Sebab, kurangnya respek antarumat beragama, menimbulkan persoalan antaragama.
Karena itu, melalui 1.000 lingkaran Ibrahim diharapkan dapat memperbaiki masalah antaragama di negara-negara. Ia pun menargetkan 1.000 lingkaran ini bisa terlaksana pada tahun ini dan melibatkan negara-negara yang mempunyai masalah antaragama.
"Jadi kalau Brasil nggak ikut, karena tidak ada masalah antara Muslim dan Kristen, Islandia juga nggak ikut, Argentina juga nggak ikut, karena nggak ada masalah islam dan Kristen tapi Amerika kita ikutsertakan, Australia iya, Belanda iya, Jerman, Inggris, Prancis dan lain sebagainya kita ikut sertakan," ujar mantan wakil menteri luar negeri tersebut.
Pertemuan tersebut dihadiri, antara lain Dino Patti Djalal, Perwakilan Pondok Pesantren Buntet Cirebon Muhammad Abdullah Syukri, Pesantren Al Anwar Muhammad Nur Hayid, Perwakilan Pesantren Peradaban Dunia Jagat Arsy, dan tokoh agama Katolik Frans Magnis Suseno.