REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin menginginkan peran Indonesia untuk ikut serta dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di dunia. Menurut Ma'ruf, Indonesia diharapkan tak hanya gencar menjaga kerukunan umat di dalam negeri.
Itu disampaikan Pendiri Foreign Policy of Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal usai menemui Wakil Presiden Ma'ruf Amin bersama sejumlah tokoh agama, Selasa (28/1).
"Beliau mengharapkan Indonesia tidak hanya rukun, tapi bisa ikut merukunkan kelompok lain di berbagai belahan dunia yang masih ada masalah," ujar Dino di Kantor Wapres, Jakarta.
Wapres, kata Dino, menyebut cara merukunkan dunia bisa melalui empat pendekatan mulai dari politik, yuridis, sosiologi, dan teologi. Apalagi dengan Indonesia yang mempunyai posisi yang sangat strategis untuk ikut merukunkan dunia.
"Karena kita juga merupakan makro dari toleransi dunia, terlepas dari masalah yang terjadi di lapangan, kita tetap menjadi tauladan bagi dunia untuk urusan antar agama," ujar Dino.
Karena itu, Dino menyebut Wapres Ma'ruf sangat mendukung program 1000 Abrahamic Circles atau 1000 lingkaran Abraham yang merupakan program mengurangi ketegangan agama Ibrahim yakni, Kristen, Islam dan Yahudi di tingkat akar rumput.
Dino mengatakan, saat ini hubungan antar pemeluk di tiga agama tersebut secara global semakin buruk. Untuk mengatasinya, Dino menilai perlu upaya inovatif untuk perbaikan di akar rumput dan bukan sekedar pernyataan di tingkat elit saja.
Program 1000 lingkaran Ibrahim ini, kata Dino, nantinya harus diisi perwakilan tiga negara, kemudian tiga pewakilan negara di lingkaran tersebut akan tinggal selama seminggu di satu negara anggota lingkaran tersebut. Di negara tersebut, perwakilan akan tinggal bersama keluarga dan komunitas agama.
Dino meyakini, program tersebut bisa mengubah pandangan dan respek atau kepedulian antar penganut agama.
"Bapak Wapres jg mengatakan sangat apresiasi mengenai program ini, ini merupakan gagasan yang besar," ujarnya.
Dino menilai pentingnya mengubah pandangan dan respek antar umat beragama, khususnya di akar rumput. Sebab, kurangnya respek antar umat beragama, menimbulkan persoalan antaragama.
"Pengalaman kita dan asumsi kita dengan perjalan tiga minggu dan mereka bertemu dengan keluarga dan komunitas dan saling berinteraksi, timbul suasana persahabatan dan respek yang real," ujarnya.
Karena itu, melalui 1000 lingkaran Ibrahim diharapkan dapat memperbaiki masalah antaragama di negara-negara. Ia pun menargetkan 1000 lingkaran ini bisa terlaksana pada tahun ini dan melibatkan negara-negara yang mempunyai masalah antaragama.
"Jadi kalau Brazil nggak ikut, karena tidak ada masalah antara muslim dan kristen, Islandia juga nggak ikut, Argentina juga nggak ikut, karena nggak ada masalah islam dan kristen tapi Amerika kita ikutsertakan, Australi iya, Belanda iya, Jerman, Inggris, Prancis dan lain sebagainya kita ikut sertakan," ujar mantan Wakil Menteri Luar Negeri tersebut.
Dalam pertemuan tersebut yang hadir antara lain, Dino Patti Djalal, Perwakilan Pondok Pesantren Buntet Cirebon Muhammad Abdullah Syukri, Pesantren Al Anwar Muhammad Nur Hayid, Perwakilan Pesantren Peradaban Dunia Jagat Arsy, dan tokoh agama Katolik Frans Magnis Suseno.