REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Interfaith Rainforest Initiative (IRI) atau prakarsa lintas agama untuk hutan tropis adalah aliansi internasional lintas agama yang membawa pengaruh moral dan kepemimpinan berbasis agama dalam upaya mengakhiri penggundulan hutan tropis. IRI berfungsi sebagai wadah bagi para pemimpin dan komunitas agama untuk bekerja bersama masyarakat adat, pemerintah, masyarakat sipil, dan dunia usaha dalam aksi-aksi melindungi hutan tropis dan penjaganya.
Ketua Panitia Lokakarya, Dialog, dan Peluncuran IRI Indonesia, Hayu Prabowo mengatakan, IRI awalnya diluncurkan di Nobel Peace Center di Oslo, Norwegia pada 19 Juni 2017. IRI bergerak secara global untuk membawakan suara moral tentang perlindungan hutan ke forum pembuat kebijakan internasional tentang lingkungan, perubahan iklim, masalah masyarakat adat dan pembangunan berkelanjutan.
"Prakarsa (IRI) ini bekerja melalui program nasional di Brasil, Kolombia, Republik Demokratik Kongo, Indonesia dan Peru (sebagai) lima negara yang memiliki lebih dari 70 persen hutan tropis dunia yang tersisa," kata Hayu kepada Republika, Kamis (30/1).
Ia menyampaikan, negara-negara prakarsa memiliki tujuan untuk meneruskan komitmen, pengaruh dan kemampuan penggerak dari agama-agama dunia dan komunitas beragama. Mereka berkoalisi dengan masyarakat adat, LSM, pemerintah, mitra dunia usaha dan sains yang sudah bekerja untuk melindungi hutan.
IRI memiliki tiga tujuan utama. Pertama, mendidik dan meningkatkan kesadaran tentang krisis penggundulan hutan. Serta membekali para pemimpin agama dengan pengetahuan, perangkat pendidikan, dan pelatihan yang diperlukan untuk menjadi pendukung efektif untuk perlindungan hutan tropis.
"Kedua, menggerakkan aksi berbasis agama dengan menghubungkan para pemimpin agama dengan mitra dari berbagai sektor untuk meningkatkan dampak secara kolektif," ujarnya.
Hayu menambahkan, tujuan ketiga mempengaruhi kebijakan, mengadvokasi pemerintah dan perusahaan untuk mengadopsi dan memenuhi serta memperluas komitmen mereka dalam melindungi hutan tropis. Serta menguatkan komitmen mereka melindungi hak-hak masyarakat adat yang berperan sebagai penjaga hutan tropis.
Lokakarya, Dialog, dan Peluncuran IRI Indonesia berlangsung di Gedung Manggala Wanabakti pada 30-31 Januari 2020. Kegiatan ini dihadiri pimpinan majelis keagamaan, masyarakat adat, para ahli, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah, PBB, Religions for Peace, Rainforest Fondation Norway dan Green Faith. Di akhir kegiatan ini akan dilaksanakan deklarasi prakarsa lintas agama untuk pelestarian hutan 2020.