Jumat 31 Jan 2020 00:03 WIB

Hoaks dan Virus Corona

Hoaks yang beredar seperti corona dapat menyebar melalui impor gawai dan hasil tani.

Rep: Fitriyan Zamzami/ Red: Friska Yolanda
Pekerja di lokasi pembangunan rumah sakit di Kota Wuhan, Provinsi Hubei. Sejak mulai menggejala, berbagai kabar bohong juga misinformasi soal virus korona baru (2019-nCoV) beredar secara masif di media sosial.
Foto: CHINATOPIX
Pekerja di lokasi pembangunan rumah sakit di Kota Wuhan, Provinsi Hubei. Sejak mulai menggejala, berbagai kabar bohong juga misinformasi soal virus korona baru (2019-nCoV) beredar secara masif di media sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak mulai menggejala, berbagai kabar bohong juga misinformasi soal virus korona baru (2019-nCoV) beredar secara masif di media sosial. Republika.co.id memeriksa keabsahan beberapa di antaranya.

1. Korban meninggal virus corona mencapai puluhan ribu jiwa.

Baca Juga

Kenyataannya: Sejauh ini, data yang dikumpulkan Komisi Kesehatan Nasional China dan WHO mencatatkan angka yang jauh lebih sedikit, yakni 170 orang pada Kamis (30/1).

2. Virus corona baru sudah dipatenkan sebelum mewabah.

Kenyataannya: Merujuk factcheck.org, paten yang dimaksud dalam kabar hoaks itu adalah paten virus corona jenis berbeda yang dikembangkan Pusat Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit AS dengan tujuan vaksin buat unggas dan ternak.

3. Virus corona baru merupakan senjata biologi yang bocor.

Kenyataannya: Sejauh ini para peneliti menduga virus corona menyebar dari pasar ikan di Wuhan. Korban-korban pertama diketahui mengunjungi pasar itu. Belum ada bukti yang menyatakan sebaliknya.

4. Virus corona dapat menyebar melalui impor gawai, pakaian, dan hasil pertanian dari China.

Kenyataannya: Kemenkes RI menyatakan hal ini tak berdasar. Terlebih, untuk menempuh perjalanan jauh dari China ke Tanah Air, virus memerlukan inang organisme hidup untuk bertahan hidup.

5. Warga Wuhan bertumbangan di jalan akibat virus korona.

Kenyataannya: Video-video yang beredar di media sosial kerap menunjukkan kondisi tak terkait di daerah lain. Salah satunya, berasal dari aksi mengenang holocoust di Jerman.

6. Ada pendatang dari China yang meninggal di bandara-bandara Tanah Air akibat virus corona.

Kenyataannya: Hal ini disangkal otoritas bandara-bandara terkait. Satu kasus di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, diketahui akibat serangan jantung.

7. Sudah ada pasien positif virus corona yang dirawat di rumah sakit di Tanah Air.

Kenyataannya: Kemenkes menyatakan, sejauh ini ada 15 orang dipantau dan tiga dalam pengawasan. Sebagian sudah dipastikan negatif, sebagian sudah dipulangkan. Belum ada yang dinyatakan positif terjangkit nCoV.

8. Virus corona disebarkan untuk menghabisi populasi umat Islam di Wuhan.

Kenyataannya: Info ini hoaks menurut Kemenkominfo. Jumlah umat Islam di Wuhan tak signifikan, hanya 1,6 persen dari total populasi, juga bukan agama paling pesat perkembangannya.

9. Ada ramuan-ramuan tertentu yang diklaim dapat menangkal virus korona.

Kenyataannya: Seperti influenza, sejauh ini belum ada obat dan vaksin guna menangkal virus tersebut. Namun, menurut Kemenkes, pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga stamina, hidup bersih, dan menghindari daerah terdampak.

10. Kebiasaan warga Wuhan menyantap sup kelelawar jadi pemicu mewabahnya korona.

Kenyataannya: Kemenkes menyatakan, mengolah serta mengonsumsi hewan seperti ular dan kelelawar memang bisa meningkatkan potensi tertular. Meski begitu, video viral yang beredar soal perempuan yang mengonsumsi sup kelelawar sedianya bukan diambil di Wuhan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement