REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Saham-saham di bursa China dibuka turun tajam pada Senin (3/2) pagi, setelah libur panjang Tahun Baru Imlek. Anjloknya pasar saham China ini karena kekhawatiran dampak virus corona terhadap perekonomian China.
Pasar di ekonomi terbesar kedua di dunia itu ditutup pada 24 Januari 2020 untuk liburan tahunan, tetapi sejak itu epidemi virus yang dimulai di Wuhan telah menyebar ke seluruh dunia, menyeret saham dan mengancam rantai pasokan global.
Indikator utama Indeks Komposit Shanghai anjlok 8,73 persen menjadi dibuka pada 2.716,70 poin. Sementara Indeks Komponen Shenzhen yang melacak saham-saham di bursa kedua China, dibuka terjun 9,13 persen menjadi diperdagangkan pada 9.706,58 poin.
Saham-saham perjalanan, pariwisata, dan perhotelan mungkin menjadi beban penjualan setelah China menghentikan perjalanan domestik untuk memperlambat penyebaran virus.
Sementara itu, indeks ChiNext yang melacak saham-saham perusahaan sedang berkembang di papan bergaya Nasdaq China, merosot 8,23 persen menjadi dibuka pada 1.769,16 poin.
Indeks ChiNext, bersama dengan Indeks Komponen Shenzhen dan Indeks SME (usaha kecil dan menengah) Shenzhen, mencerminkan kinerja saham yang tercatat di Bursa Efek Shenzhen.