Senin 03 Feb 2020 12:47 WIB

Arab Saudi Cegah Delegasi Iran Hadiri Pertemuan OKI

Arab Saudi melarang delegasi Iran menghadiri pertemuan OKI pada Senin (3/2)

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Bendera Arab Saudi. Arab Saudi melarang delegasi Iran menghadiri pertemuan OKI pada Senin (3/2). Ilustrasi.
Foto: Eurosport
Bendera Arab Saudi. Arab Saudi melarang delegasi Iran menghadiri pertemuan OKI pada Senin (3/2). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Arab Saudi melarang delegasi Iran menghadiri pertemuan Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di Jeddah pada Senin (3/2). Pertemuan itu akan membahas rencana perdamaian Timur Tengah yang telah diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, mengatakan pemerintah Saudi belum mengeluarkan visa untuk para delegasi Iran. Hingga berita ini diturunkan pihak Saudi tidak memberikan komentar.

Baca Juga

"Pemerintah Arab Saudi telah mencegah partisipasi delegasi Iran dalam pertemuan untuk membahas 'kesepakatan abad ini' (rencana perdamaian Timur Tengah) di markas besar Organisasi Kerja sama Islam," kata Mousavi seperti dilaporkan kantor berita Fars.

Mousavi mengatakan Iran telah menyampaikan persoalan ini kepada OKI. Iran menuding Saudi telah menyalahgunakan posisinya sebagai tuan rumah pertemuan OKI.

Para pejabat Iran mengutuk rencana Trump untuk menyelesaikan konflik Israel dan Palestina. Rencana perdamaian itu dinilai lebih banyak menguntungkan Israel. Dalam proposal perdamaian itu, AS mengakui permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang tak terpisahkan.

Sebelumnya pertemuan para menteri luar negeri Liga Arab di Kairo menyatakan rencana perdamaian itu tidak memenuhi aspirasi warga Palestina. Liga Arab menegaskan pihaknya tidak akan mengimplementasikan proposal perdamaian itu.

Arab Saudi dan Iran berada dalam perang proksi. Mereka bersaing untuk mendapatkan pengaruh di Timur Tengah. Kedua negara ini mendukung pihak yang berseberangan dalam konflik di Suriah dan Yaman.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement