REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (Pertamedika IHC) berharap, harga masker di Tanah Air bisa kembali normal. Seperti diketahui, sejak virus corona menyebar di sejumlah negara terutama China, masyarakat Indonesia mulai melakukan pencegahan dengan memakai masker saat di luar rumah.
Hal itu membuat harga masker naik signifikan. Bahkan masker jenis N95 yang sebelumnya seharga Rp 200 ribu per kotak, sekarang dijual sekitar Rp 1,3 juta per kotak.
"Saya mengimbau kalau ada masker yang harganya jadi mahal, itu sebaiknya tidak lakukan. Mengingat masker merupakan salah satu alat pelindung diri yang paling murah dan bisa digunakan serta alat pencegahan yang tepat untuk digunakan pada saat ini," ujar Direktur Utama Pertamedika IHC Dokter Fathema Djan R di Jakarta, Selasa, (4/2).
Ia juga meminta agar pemerintah ikut mengendalikan harga masker di Tanah Air. Dengan begitu diharapkan, harga masker tidak terlalu mahal.
"Saya mengimbau agar pemerintah baik dari Kementerian Kesehatan maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk turun tangan. Memberitahukan jangan sampai harga masker di dalam negeri mahal," ujar dr Fathema.
Dirinya menambahkan, saat ini Pertamedika IHC memiliki cadangan masker cukup banyak. Ini merupakan salah satu kesiapan perseroan.
Lebih lanjut, kata dia, pencegahan virus corona masuk Indonesia, salah satunya lewat edukasi ke masyarakat. "Masyarakat perlu diedukasi, misalnya kapan pakai dan nggak pakai masker. Lalu di perjalanan jangan lupa lakukan pembersihan, dan lainnya," tutur dr Fathema.