REPUBLIKA.CO.ID, Satria Kartika Yudha/Wartawan Republika
dari Tokyo, Jepang
Seorang pembawa acara berita TV Tokyo sudah bersiap di depan kamera. Para kru di ruang kontrol studio satu per satu menempati posisinya masing-masing.
Rekaman video yang menayangkan gambar di Pelabuhan Yokohama diputar berulang-ulang. Tampak sebuah kapal feri mendekat ke kapal pesiar yang berada di tengah perairan. Gambar selanjutnya menampilkan ambulans yang hilir mudik di pelabuhan.
Sejurus kemudian, sang direktur program melakukan hitung mundur. Tepat pukul 11.13 waktu setempat, mereka menyiarkan berita utama. Isinya soal kapal pesiar bernama The Diamond Princess. Di dalam kapal yang membawa 3.700-an orang itu, terdapat 10 penumpang yang positif terjangkit virus Corona.
Siang itu, Rabu (5/2), media-media Jepang berlomba-lomba memberitakan peristiwa tersebut. Maklum, virus Corona yang berasal dari Wuhan, Cina, telah meluas ke berbagai negara.
Di Jepang, ada puluhan kasus korona yang telah terkonfirmasi.
Kendati demikian, kehidupan warga di Tokyo, Jepang, tampak berjalan normal di tengah adanya ancaman virus korona. Jalur pedestrian tetap ramai oleh para pekerja yang berjalan dengan cepat. Wisatawan asing dari negara-negara barat pun berseliweran di jalan.
"Kami waspada, tapi tetap tenang." Begitu kira-kira ucapan warga Jepang yang terdengar, selama Republika.co.id berada di Tokyo sejak Selasa (4/2) untuk mengikuti program Jenesys 2019 bagi para jurnalis Indonesia. Salah satu agendanya mengunjungi TV Tokyo.
Untuk mengantisipasi penularan virus, warga Tokyo mengenakan masker saat beraktivitas di luar maupun saat bekerja di dalam ruangan. Akan tetapi, tak sedikit pula yang memilih tak memakainya.
Jepang sejak Sabtu (1/2) mengeluarkan larangan masuk bagi warga asing yang berasal dari Provinsi Hubei, Cina. Turis yang pernah berkunjung ke Hubei dalam dua pekan terakhir diminta melapor secara sukarela kepada petugas imigrasi. Akan tetapi, bagi turis lainnya, Jepang tetap terbuka. Proses pemeriksaan di bandara pun lancar-lancar saja bagi pengunjung yang suhu tubuhnya normal saat diperiksa melalui thermal scan.
Kepala Perwakilan KBRI Tokyo Tri Purnajaya mengaku yakin Pemerintah Jepang dapat menjaga warga negaranya, tak terkecuali warga negara Indonesia (WNI), dari penyebaran virus korona.
"Pemerintah Jepang tenang dan cepat dalam menangani hal ini. Bahkan mereka sangat cepat mengevakuasi warganya dari Wuhan," kata Tri kepada awak media di Tokyo.
Jepang memang merupakan negara pertama yang mengevakuasi warganya dari Wuhan, tempat virus Corona mewabah. Ada sekitar 300 warga yang dievakuasi Pemerintah Jepang menggunakan pesawat carter.
Terkait perlindungan WNI, Tri mengatakan KBRI terus melakukan kordinasi dengan Pemerintah Jepang dan mengikuti perkembangan informasi terkait virus Corona. KBRI, kata dia, juga telah mengeluarkan pengumuman kepada WNI di Jepang melalui berbagai platform serta menginformasikan langkah-langkah yang harus dilakukan jika berada dalam kondisi darurat.