Kamis 06 Feb 2020 18:46 WIB

Masih Awal Tahun, Keyakinan Ekonomi Konsumen Melemah

Keyakinan konsumen untuk bisa membeli barang tahan lama menurun.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Aktivitas jual beli di pasar tradisional Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/1/2019).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Aktivitas jual beli di pasar tradisional Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Konsumen Bank Indonesia pada Januari 2020 mengindikasikan optimisme konsumen tetap terjaga, meski melemah. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2020 yang tetap berada pada level optimistis atau di atas 100, yakni sebesar 121,7.

Namun, nilai tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan IKK pada Desember 2019 sebesar 126,4. Menurut siaran pers, Kamis (6/2), melemahnya optimisme konsumen itu disebabkan oleh penurunan kedua komponen pembentuk, yakni Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspansi Kondisi Ekonomi (IEK).

Melemahnya IKK terjadi pada seluruh kategori pengeluaran responden dan kategori usia. Sementara berdasarkan wilayah, sebanyak 10 kota pelaksana survei mengalami penurunan. Yang terdalam yakni Surabaya, Medan, dan Jakarta.  

IKE menurun karena menurunnya keyakinan konsumen untuk bisa membeli barang tahan lama dan ketersediaan lapangan kerja. Pelemahan ini jika dibandingkan dengan enam bulan lalu.

Secara umum, optimisme konsumen tetap terjaga pada seluruh kelompok pengeluaran. Persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan dinilai tetap baik sehingga menopang optimisme konsumen tetap terjaga.

Konsumen memandang positif kondisi ekonomi saat ini terutama dari kondisi penghasilan dan pembelian barang tahan lama. Di samping itu, konsumen tetap berekspektasi positif terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha pada enam bulan mendatang.

Konsumen memprakirakan tekanan kenaikan harga pada 12 bulan mendatang akan meningkat. Hal ini terindikasi dari Indeks Ekspektasi Harga 12 bulan yang akan datang meningkat dibandingkan dengan indeks pada bulan sebelumnya.

Peningkatan tekanan harga tersebut dipengaruhi oleh permintaan yang diprakirakan lebih tinggi pada tahun depan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement