REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) memastikan stok bawang putih di sentra perdagangan Kota Manado dan sekitarnya aman, dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Stok tetap aman meskipun impor produk tersebut dari China ditutup sementara.
"Menyusul adanya keputusan Kementerian Perdagangan RI mengeluarkan kebijakan penutupan sementara impor produk makanan dan minuman dari China ke Indonesia akibat wabah virus Corona belum berdampak signifikan di Sulut," kata Karo Ekonomi Pemprov Sulut Hanny Wajong di Manado, Kamis.
Hanny mengatakan harus diakui Indonesia termasuk Sulut masih mengimpor bawang putih dari China, karena produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. "Sehingga, kita sangat bergantung dengan bawang putih impor dari China," katanya.
Namun, katanya, masyarakat tidak perlu khawatir, dipastikan tidak akan terjadi kelangkaan bawang putih.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Ronny Erungan mengatakan memang saat ini harga bawang putih mengalami kenaikkan dari Rp40ribu per kg menjadi Rp60ribu per kg. Tapi, katanya, stok masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sulut.
Dia mengatakan berdasarkan keterangan Kementerian Pertanian bahwa masih ada sisa impor bawang putih tahun lalu sebanyak 60 ribu ton dan ada produksi dalam negeri mulai panen di bulan Maret nanti seluas 6000 ha produksinya bisa mencapai 60 ribu ton.
"Kami akan terus melakukan pemantauan harga baik di pasar tradisional maupun swalayan agar menjual dengan harga wajar," katanya.
Ronny mengatakan jangan sampai mempermainkan harga, dan merugikan masyarakat, karena stok masih banyak.
Penutupan impor dipicu wabah virus Corona yang masih melanda Negera Tirai Bambu. Langkah ini dilakukan untuk mencegah tersebarnya virus novel korona (2019-nCov) yang telah menewaskan ratusan orang tersebut