REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mencari akal untuk menambal kekosongan wisatawan asal China menyusul ditutupnya seluruh penerbangan langsung dari Indonesia sejak Rabu (5/2). Nihilnya penerbangan China-Indonesia PP disebut paling berimbas terhadap tingkat kunjungan wisata di sejumlah wilayah, terutama Manado di Sulawesi Utara, Bintan di Kepri, dan Bali.
Turis asal Cina memang menyumbang angka cukup tinggi dalam kunjungan ke tiga daerah tersebut. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan demi mengantisipasi anjloknya kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia, pemerintah menjajaki penambahan rute penerbangan langsung ke Timur Tengah.
Ada tiga maskapai yang disebut berminat menambah rute penerbangan langsung ke Indonesia via Bali yakni Emirates Airlines, Qatar Airways, dan Turkish Airlines. "Supaya (ketiganya) ke Bali langsung karena sebelumnya memang dari Emirates dan Qatar butuh masuk ke Bali," jelas Budi usai menghadiri rapat terbatas di Kantor Presiden, Kamis (6/2).
Budi menuturkan penambahan jumlah kunjungan wisata memang tidak akan langsung terlihat dari penambahan rute langsung dari Timur Tengah ini. Namun menurutnya, langkah ini dianggap mampu menutup penurunan jumlah kunjungan wisatawan asal China. Apalagi maskapai asing tersebut diyakini menjadi langganan bagi turis asal Eropa untuk masuk kawasan Asia Tenggara.
Kebijakan penutupan rute penerbangan langsung Indonesia-Cina PP memang dilakukan untuk mencegah penularan virus Corona (2019-nCoV). "Untuk mendatangkan orang itu saya yakin nggak mudah tapi masih mungkin karena beberapa waktu lalu tiga maskapai tadi minta slot," kata Budi.
Selain menarik turis asal Timur Tengah, pemerintah juga mengimbau maskapai nasional untuk memberikan diskon tarif untuk penerbangan menuju Manado, Bintan, dan Bali. Langkah ini diharapkan mampu menarik lebih banyak kunjungan ke tiga destinasi tersebut sehingga tidak 'terpukul' dengan kosongnya turis asal China.