Jumat 07 Feb 2020 14:00 WIB

Emil Nilai Wajar Wagub Jabar Sambut Anies di Tasikmalaya

Emil menilai kunjungan Emil ke pesantren tak melulu ditafsirkan dengan politik.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Hafil
Emil Nilai Wajar Wagub Jabar Sambut Anies di Tasikmalaya. Foto: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi Pesantren Cipasung dan Miftahul Huda Manonjaya, Tasikmalaya.
Foto: Istimewa
Emil Nilai Wajar Wagub Jabar Sambut Anies di Tasikmalaya. Foto: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi Pesantren Cipasung dan Miftahul Huda Manonjaya, Tasikmalaya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengapresiasi sambutan positif keluarga besar Pondok Pesantren Miftahul Huda yang menerima kedatangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menurut Ridwan Kamil, pihaknya tidak keberatan dalam kunjungan tersebut Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum turut serta mendampingi. “Saya kira begini, Pak Uu itu latar belakangnya santri di Miftahul Huda dan keluarganya. Jadi kalau ada tamu ya wajar menyambut sebagai tuan rumah,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Jumat (7/2).

Baca Juga

Emil menilai, kapasitas Uu di sana sebagai keluarga besar dari Miftahul Huda tidak perlu ditafsirkan dalam kapasitas lain-lain terutama urusan politik. “Dan saya kira dalam kondisi hari ini siapapun yang ingin bersilaturahmi ya harus diterima karena syariat siapa yang bertamu harus kita hormati. Jadi kalau saya pun melakukan hal yang sama ke tempat lain juga  harapannya disambut dengan baik,” paparnya.

Menurut Emil, kunjungan Anies tidak perlu dihubung-hubungkan dengan politik terutama agenda Pilpres 2024 karena momentumnya masih jauh. Bahkan, ia menilai politik Pilpres di Indonesia selalu memberi kejutan di akhir.

“Kalau politik kan membuka komunikasi, nanti siapa bagaimana suka ada kejutan-kejutan di akhir proses. Kalau kita lihat di 2019 siapa yang menduga Pak Ma'ruf Amin dicalonkan atau Pak Sandiaga Uno," kata Emil seraya mengatakan hal ini menunjukan politik itu bukan matematika tidak bisa dihitung jauh-jauh hari. Tapi kalau komunikasi itu harus dibangun maka ia kira itu baik. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement