REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengambil tindakan medis dengan mengisolasi pasien mengeluhkan demam sepulang dari Kota Guangzhou, China. Hal ini dilakukan RSUD semata-mata sebagai bentuk kehati-hatian menyusul mewabahnya virus corona dari China itu.
"Bukan (terkena virus corona), kami hanya prinsip kehati-hatian saja, karena semua pasien yang dari China itu memang sesuai prosedur dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) apabila ada keluhan memang segera diperiksakan," kata Dokter Spesialis Paru RSUD Panembahan Senopati Bantul Yuni Iswati di Bantul, Kamis (6/2).
Rumah sakit milik pemerintah daerah di Bantul itu pada 4 Februari menerima pasien seorang mahasiswi berinisial HS (20) yang mengeluhkan demam, nyeri tenggorokan, batuk dan pilek. Karena pasien baru pulang dari China, negara tempat Virus Corona berasal, ia maka dirawat di ruang isolasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD.
Menurut Yuni, setelah dirawat di ruang isolasi dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut selama dua hari hingga 6 Februari, pasien dinyatakan aman dari virus tersebut. Hal ini berasal dari hasil pemeriksaan foto thorax paru normal, rontgen normal, sehingga pasien diperbolehkan pulang, namun tetap dalam pemantauan.
"Sampai saat ini pasien dari diagnosis kami adalah orang dalam pemantauan, jadi karena hasil pemeriksaan foto thorax ulang paru bagus bisa pulang, kami pulangkan sudah, tapi memang statusnya kalau sesuai dengan panduan adalah Orang Dalam Pemantauan (ODP)," katanya.
Menurut dia, status orang dalam pemantauan terhadap pasien tersebut selama dua pekan atau 14 hari sejak orang itu tiba di Indonesia pada 2 Februari atau sampai benar-benar dinyatakan bebas dan aman. Selama pemantauan tersebut, pihak RSUD berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.
"Dipantau dua minggu sejak dari dia datang ke Indonesia. Jadi kalau dari panduan Kemenkes itu pasien yang ODP boleh rawat jalan dan dipulangkan, tetapi pasien tetap terpantau oleh Dinas Kesehatan selama dua minggu sejak kepulangannya. Tidak harus visit karena sudah di rumah," katanya.
Dia juga mengatakan, pasien merasakan sakit seperti yang dikeluhkan saat memeriksakan ke rumah sakit karena kemungkinan kelelahan selama menempuh perjalanan dari China sampai Indonesia dan berlanjut ke Yogyakarta, sehingga daya tahan tubuh lemah mudah terkena sakit.
"Kemungkinan itu (kelelahan), karena perjalanan cukup lama jauh, sejak naik kereta kemudian pesawat selama tiga hari, dari 1 sampai 3 Februari sampai di Yogyakarta, orang normal biasa pasti akan mengalami kelelahan dan terkena flu, karena daya tahan tubuh kurang," katanya.
Humas RSUD Panembahan Senopati Bantul Siti Rahayu Ningsih mengatakan, pasien adalah mahasiswi program beasiswa di Guangzhou Politeknik Institut, China, tinggal di China selama satu tahun enam bulan, kemudian dikarenakan ada pandemiVirus Corona dipulangkan oleh pihak pemerintah China.
"Selama di asrama mahasiswa di Guangzhou pasien dikarantina tidak boleh keluar tanpa izin dan semua penghuni asrama tidak ada yang sakit, sebelum pulang ke Indonesia sudah dilakukan pemeriksaan lengkap dan dinyatakan aman, sehingga diperbolehkan pulang, sampai di bandara di Indonesia diperiksa ulang dan dinyatakan aman," katanya.
Kemudian pada 4 Februari pagi hari HS mengeluhkan demam dan nyeri tenggorokan, batuk, pilek dan melapor ke puskesmas, dan setelah dilakukan koordinasi antara puskesmas, Dinkes Bantul dan RSUD, pasien dirujuk ke RSUD Panembahan Senopati untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Di ruang isolasi IGD RSUD Panembahan Senopati dilakukan pemeriksaan medis dan penunjang berupa foto thorax untuk penegakan diagnosa kemudian pasien dirawat di ruang rawat isolasi untuk dilakukan evaluasi dan observasi lanjutan," katanya.