Jumat 07 Feb 2020 15:52 WIB

Kementan: Program Gratieks Ciptakan Jutaan Lapangan Kerja

Gratieks yang digagas Mentan Syahrul untuk mempercepat laju ekspor pertanian

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo fokus pada gerakan Gratieks. Gratieks yang digagas Mentan Syahrul untuk mempercepat laju ekspor pertanian
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo fokus pada gerakan Gratieks. Gratieks yang digagas Mentan Syahrul untuk mempercepat laju ekspor pertanian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menguatkan aktivitas produksi (on farm) maupun aktivitas pasca produksi (off farm) terus dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya dengan mendorong pengusaha dan eksportir agar melipatgandakan lalu lintas ekspor pertanian menjadi tiga kali lipat.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa upaya tersebut merupakan langkah strategis dan program jangka panjang dalam meningkatkan sisi produksi hingga mencapai 7 persen pertahun. Upaya ini sekaligus merealisasikan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam mendorong roda ekonomi nasional.

Baca Juga

"Gerakan ini merupakan bagian dari program jangka panjang yang diyakini memiliki dampak besar pada roda ekonomi nasional. Sebab, nantinya akan ada jutaan orang yang terlibat di sektor pertanian," ujar Kuntoro, Jumat, (7/2).

Selain itu, lanjut Kuntoro, gerakan tiga kali ekspor atau yang disebut Gratieks akan mempercepat jalannya laju ekspor komoditas pertanian menuju ekosistem pertanian yang modern.

Sebagai informasi, Gratieks adalah gerakan peningkatan ekspor pertanian yang digagas Mentan Syahrul untuk menyatukan kekuatan seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir. Gerakan ini diharapkan mampu meningkatkan ekspor komoditas pertanian dengan cara yang tidak biasa.

"Apalagi didalamnya sudah menggunakan dan memanfaatkan teknologi, inovasi, IT, digitalisasi, riset, jejaring dan kerja sama yang kuat dengan semua pihak," katanya.

Sementara itu, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian Indonesia pada Desember 2019 saja, telah mengalami peningkatan sebesar 24,35 persen. Atau jika diangkakan kedalam bentuk dolar, nilainya mencapai 370 juta dolar AS.

Pada bagian ini, sektor perkebunan menjadi komoditas ekspor yang cukup tinggi dan menjadi andalan ekspor Indonesia, disamping beberapa komoditas horti dan peternakan bernilai tinggi seiring meningkatnya konsumsi dan perubahan gaya hidup masyarakat global.

Beberapa komoditas yang terus menunjukkan peningkatan bebera waktu ini antara lain kelapa sawit, kakao, karet dan kopi. Selanjutnya ada juga komoditas pertenakan, khususnya perunggasan dan sarang burung walet. 

Untuk produk hortikultura seperti sayur dan buah juga terus meningkat. Secara umum, kontribusi sektor pertanian dalam eksport non-migasmengalami peningkatan signifikan.

Pada 2018, kontribusi ekspor sektor pertanian mencapai 2,11 persen dari total eksport non-migas senilai kurang lebih Rp 500 triliun. Namun pada tahun 2019, angka ini meningkat menjadi 2,34 persen atau setara dengan Rp 550 triliun.

Jika Gratieks dapat berkontribusi penuh pada 2024, maka potensi ekspor Indonesia diperkirakan mencapai Rp 1,800 triliun. Angka ini sama dengan atau equal 7,5 persen kontribusi sektor pertanian terhadap total eksport non-migas.

"Jika dilihat dari perkembangannya sampai hari ini kami optimistis bukan hanya memenuhi kebutuhan masyrakat Indonesia, tetapi memenuhi kebutuhan pangan Dunia. Terlebih Kementan  terus berupaya menjadikan pertanian Indonesia maju, mandiri dan modern," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement