REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru mengemukakan sebanyak 166 orang warganya terjangkit demam berdarah dengue (DBD) memasuki musim penghujan awal tahun 2020. "Itu data DBD hingga minggu kelima di tahun 2020," kata Kepala Diskes Pekanbaru, Muhammad Amin melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maisel Fidayesi di Pekanbaru, Sabtu (8/2)
Menurutnya, kondisi cuaca yang mulai memasuki musim penghujan sejak November 2019, membuat cepatnya berkembang biak nyamuk aedes aegypti yang membawa wabah DBD. "Akibat banyak genangan air sejak musim penghujan November 2019, nyamuk aedes aegypti mudah berkembang biak," ujarnya.
Maisel menyebutkan, jumlah penderita DBD sebanyak 166 orang itu merupakan hasil laporan dari 21 Puskesmas yang tersebar di Kota Pekanbaru. Sebagian besar pasien yang terserang DBD sudah dinyatakan sembuh. Penanganan medis cepat sangat dibutuhkan bagi penderita. "Jika lambat mendapatkan penanganan medis, akan memperparah kondisi pasien yang berujung kematian," jelasnya.
Selain itu, menurutnya Diskes akan terus berupaya menekan jumlah penderita DBD dengan melakukan edukasi tentang pemberantasan wabah penyakit DBD melalui Puskesmas di setiap kecamatan. Tidak hanya itu, upaya lain juga dilakukan Diskes Pekanbaru dengan melakukan pengasapan (fogging) ke wilayah yang dianggap rawan terjadinya kembang biak nyamuk.
"Kita tetap berupaya melakukan pencegahan dengan edukasi ke masyarakat lewat Puskesmas tentang pola hidup bersih, untuk menghindari wabah DBD tersebut," lanjutnya.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun dari Dinas Kesehatan jumlah penderita DBD di beberapa kecamatan di Kota Pekanbaru, hingga minggu kelima tahun 2020 di antaranya, Kecamatan Tenayan Raya 27 orang, Tampan (16 orang), Limapuluh (14 orang), dan Payung sekaki (11 orang). Lalu, Rumbai (10 orang), Marpoyan Damai (10 orang), Bukit Raya (8 orang), Senapelan (8 orang), Sukajadi (7 orang), Rumbai Pesisir (4 orang), dan Pekanbaru Kota (1 orang).