Senin 10 Feb 2020 07:38 WIB

11 Langkah AP II Tangkal Corona Masuk ke Indonesia

AP II memiliki program antisipasi pencegahan penyebaran virus corona.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolanda
Petugas menggunakan mesin thermal scanner di Bandara Husein Sastranegara. Bandara kelolaan AP II melakukan sejumlah antisipasi untuk mencegah penyebaran virus corona.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Petugas menggunakan mesin thermal scanner di Bandara Husein Sastranegara. Bandara kelolaan AP II melakukan sejumlah antisipasi untuk mencegah penyebaran virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- President Director PT Angkasa Pura II atau AP II Muhammad Awaluddin mengatakan seluruh bandara yang dikelola AP II siap mencegah penyebaran virus corona ke Indonesia. Awaluddin mengatakan perseroan memiliki program antisipasi pencegahan penyebaran virus corona serta siap dengan berbagai skenario.

Awaluddin menyampaikan langkah antisipatif mencegah masuknya virus corona sudah dijalankan AP II dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kementerian Kesehatan sejak awal Januari 2020, seiring dengan terbitnya Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan pada 3 Januari 2020. Kata dia, AP II bersama KKP di bandara melakukan koordinasi intensif agar maksimal dalam mencegah masuknya virus corona.

Baca Juga

"Kami sadar bandara adalah pintu masuk utama negara sehingga pengawasan harus diperketat," ujar Awaluddin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad (9/2).

Awaluddin menjelaskan 11 langkah yang dilakukan di 19 bandara yang dikelola AP II dalam mencegah penyebaran virus corona ke Indonesia. Pertama, mengaktifkan thermal scanner. Ia mengatakan AP II dan KKP sudah mengoperasikan thermal scanner untuk memindai suhu tubuh penumpang pesawat di terminal bandara. Apabila ada penumpang pesawat dengan suhu di atas 38 derajat celcius maka layar di monitor terdeteksi berwarna merah dan akan dilakukan tindakan lebih lanjut.

Kedua, AP II melengkapi personel dengan Thermo Gun yang memiliki fungsi seperti thermal scanner untuk memindai suhu tubuh penumpang pesawat. Kelebihan thermo gun adalah bentuknya yang ringkas dan mudah dibawa-bawa (mobile) oleh personel yang berkepentingan untuk pemeriksaan penumpang.

Langkah ketiga, AP II melakukan surveillance syndrome, di mana personel berkepentingan memantau dan meningkatkan pengawasan untuk menemukan ada atau tidaknya penumpang pesawat yang terjangkit virus corona. Poin keempat dan kelima, kata Awaluddin, AP II menyediakan lebih banyak hand sanitizer atau cairan pembersih tangan di terminal penumpang pesawat serta membagikan masker secara berkala ke komunitas bandara.

Awaluddin menambahkan, AP II juga  melakukan simulasi penanganan penumpang pesawat yang terjangkit corona. Selain itu, langkah ketujuh adalah pembentukan membentuk Komite Nasional Fasilitasi Udara (FAL Udara) guna meningkatkan koordinasi di antara stakeholder penerbangan guna mengambil langkah yang diperlukan dalam pencegahan penyebaran virus corona.

Awaluddin mengatakan AP II juga telah mengaktifkan Posko Siaga Monitoring Waspada Wabah Korona di Soekarno-Hatta sejak 31 Januari atau sehari setelah WHO menyatakan virus corona sebagai Public Health Emergency. "Posko dilengkapi berbagai peralatan medis, monitor CCTV yang memantau seluruh terminal penumpang, dan sistem teknologi terkini guna mempercepat respons dalam menanggulangi atau mencegah penyebaran virus corona," lanjutnya.

Kemudian, AP II menetapkan prosedur penanganan pesawat yang mengangkut penumpang terjangkit virus corona. Kata dia, apabila ada laporan dari pilot mengenai adanya penumpang yang terjangkit virus corona, maka pesawat akan ditempatkan di area isolasi (apron) di sisi udara, begitu mendarat di Soekarno-Hatta.

"Di kondisi itu, Emergency Center Operation diaktifkan dan Mobile Command Post digunakan," ucapnya.

Kemudian, ambulans dari rumah sakit akan diberi akses menuju area isolasi dipandu oleh Aviation Security dan personil Apron Movement Control (AMC). Langkah kesebelas ialah dengan menghentikan penerbangan Indonesia-China dan sebaliknya sejak Rabu (5/2). Ia menyebutkan Bandara AP II yang melayani penerbangan langsung ke China adalah Soekarno-Hatta, di mana terdapat 16 izin rute penerbangan dengan 143 pergerakan pesawat setiap pekan.

AP II, lanjutnya, juga memastikan penumpang pesawat yang tiba mengisi Health Alert Card. Kata Awaluddin, AP II membantu KKP untuk memastikan form Health Alert Card diisi oleh setiap penumpang yang tiba di bandara. Kartu tersebut sebagai tanda bahwa penumpang telah melalui proses screening di bandara, serta meningkatkan kewaspadaan jika penumpang tersebut mengalami keluhan kesehatan dan berobat di luar bandara. Kartu Health Alert Card (HAC) juga diberikan kepada penumpang saat berada di dlm pesawat kemudian diisi sebelum mendarat.

"Nantinya kartu tersebut disimpan selama 14 hari, dalam waktu tersebut bila ada sakit seperti batuk, pilek, sesak, maka orang tersebut harus datang ke pelayanan kesehatan terdekat," kata Awaluddin menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement